Utut Adianto Soroti Angka Putus Sekolah di Banjarnegara

Utut Adianto Soroti Angka Putus Sekolah di Banjarnegara

BANJARNEGARA – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Utut Adianto menyoroti dunia pendidikan di Kabupaten Banjarnegara. Dia menilai angka putus sekolah di Banjarnegara perlu mendapat perhatian lebih. Utut-Soroti-Angka-Putus-Sekolah “Berdasarkan keterangan dari Dindikpora (Dinas Pendidikan dan Olahraga) Banjarnegara, jumlahnya memang masih banyak, dengan berbagai permasalahan,” kata dia usai melakukan pertemuan dengan Kepala Dindikpora Banjarnegara, Noor Tamami, Kamis (11/8). Menurutnya, pemerintah mempunyai kewajiban memberikan kesempatan yang sama bagi anak untuk bersekolah. Oleh sebab itu, dia meminta agar Dindikpora lebih aktif memberikan sosialisasi kepada orangtua agar mau menyekolahkan anaknya. “Ada dua permasalahan utama terkait angka putus sekolah. Yakni persoalan ekonomi dan kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Untuk ekonomi, bisa dibantu dengan berbagai program pemerintah, tetapi soal kesadaran orangtua, Dindikpora harus lebih aktif memberikan sosialisasi,” paparnya. Dia berharap agar Pemkab Banjarnegara memberikan wadah hal-hal yang menjadi khas dari Kabupaten Banjarnegara. Misalnya, mengarahkan siswa SMK untuk mempunyai ketrampilan dalam membuat carica, dawet atau kekhasan lainnya. “Agar apa yang sudah ada bisa semakin maksimal,” tambahnya. Kepala Dindikpora Banjarnegara, Noor Tamami menjelaskan, berdasarkan data tahun ajaran lalu, masih ada 4391 siswa yang putus sekolah hingga jenjang SMA sederajat. Untuk mengurangi angka putus sekolah, salah satunya dengan menggandeng organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang ada di Banjarnegara. “Ada tiga ormas islam di Banjarnegara, yakni Syarikat Islam, Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama,” kata dia. Upaya menggandeng ormas islam ini dimaksudkan agar tokoh dari ormas islam yang ada di tengah masyarakat bisa membantu memberi edukasi terkait pentingnya pendidikan. Sebab, menurutnya tokoh masyarakat yang ada di masing-masing tempat tinggalnya akan lebih efektif saat memberi masukan kepada orangtua siswa. “Biasanya tokoh-tokoh ormas Islam di masyarakat jadi panutan. Sehingga kami berharap melalui mereka sosialisasi ini akan lebih efektif,” ungkapnya. Dia menambahkan, Dindikpora juga akan membuat paguyuban desa pintar. Paguyuban ini terdiri selain tokoh masyarakat, juga perangkat desa berseta guru. Harapannya agar kesedaran masyarakat akan pendidikan terus naik. “Kami akan terus berupaya agar angka putus sekolah terus berkurang,” pungkasnya. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: