Menyingkap 6 Mitos di Banyumas yang Legendaris dan Masih Dipercaya Hingga Kini

Menyingkap 6 Mitos di Banyumas yang Legendaris dan Masih Dipercaya Hingga Kini

Jalur Krumput Banyumas, Punya Mitos Legendaris Banyumas-Instagram @fzulhi4-


Pengunjung tengah menikmati suasana keindahan alam di Lokawisata Baturraden. (Dimas Prabowo/Radar Banyumas)--


Baturaden termasuk salah satu tempat wisata ikonik di Banyumas. Dibalik keindahan alam di tempat wisata ini, tempat wisata ini juga menyimpan salah satu mitos di Banyumas yang masih dipercaya hingga kini.


Konon, siapapun yang datang ke Baturaden dengan pacar, hubungan mereka bisa berakhir loh.


5. Hari Ke-40 Setelah Gerhana


Ilustrasi Gerhana-Pinterest @ivan04050-

Mitos di Banyumas yang legendaris selanjutnya dan masih dipercaya yaitu hari ke-40 setelah gerhana. Pada sesepuh berpendapat jika hari ke-40 setelah gerhana akan mendatangkan mala petaka.


Adapun mala petaka tersebut seperti kerusuhan politik hingga bencana alam. Oleh sebab itu, pada saat gerhana orang zaman dahulu akan mengadakan beberapa ritual untuk memohon perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jika para umat Islam akan mengadakan sholat Gerhana, bagi masyarakat Kejawen biasanya akan mengadakan tumpengan.

 

BACA JUGA:Pemburu Herbal, Sudah Coba Jamu Tradisional Legendaris di Banyumas Belum?

BACA JUGA:Tiga Kesenian Banyumas Diusulkan WBTB: Kenthongan, Legenda Kamandaka, dan Wayang Bawor


6. Bepergian di Sabtu Pahing


Mitos Bepergian di hari Sabtu Pahing bagi Masyarakat Banyumas-Radar Banyumas-

Sabtu Pahing merupakan hari Sabtu yang pasaran Jawanya yaitu Pahing. Di Jawa terdapat 5 hari Pasaran, antara lain Kliwon, Wage, Manis/Legi, Pon, serta Pahing.


Dalam satu bulan, umumnya hari Sabtu Pahing terjadi satu kali, dan bagi masyarakat Banyumas hari tersebut merupakan hari yang dilarang untuk bepergian.


Ternyata ada cerita yang melatar belakangi adanya salah satu mitos di Banyumas tentang larangan bepergian di hari Sabtu Pahing ini. Hari Sabtu Pahing merupakan hari kematian Adipati Wirasaba I karena terbunuh oleh seorang prajurit dari Kraton Pajang utusan Sultan Hadiwijaya. Oleh karena itu, sebagai bentuk penghormatan bagi para leluhur, masyarakat Banyumas dilarang berpegian di hari Sabtu Pahing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: