Lagi, Satu Calon Haji Banyumas Dipulangkan

Lagi, Satu Calon Haji Banyumas Dipulangkan

Upacara pelepasan pemberangkatan 36 calon haji Banyumas yang masuk kloter sapu jagad tahap pertama oleh KaKanKemenag Banyumas di Menara Teratai, Minggu (18/6).-Yudha Iman Primadi/Radarmas-

PURWOKERTO - Satu jemaah haji perempuan berusia 93 tahun dari kloter 75 asal Kecamatan Baturraden ke Banyumas dipulangkan pada Jumat (16/6) lalu. Rupanya, peristiwa tersebut kembali terjadi.

Satu jemaah haji perempuan berusia 65 tahun dari kloter 76 asal Kecamatan Kemranjen juga ditunda keberangkatannya pada tahun ini.

Dalam surat rekomendasi Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo tahun 1444 H/2023 M Nomor : 044/Rekus/SOC/2023 tanggal 16 Juni diketahui jemaah dimaksud dipulangkan ke Banyumas dikarenakan tidak kooperatif (Cemas).

Tim Kesehatan Haji Kabupaten Banyumas, Achmad Chairul Hamdi dikonfirmasi terkait adanya satu calon haji Banyumas yang kembali dipulangkan ke Banyumas berdasarkan surat rekomendasi Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Solo tahun 1444 H/2023 M Nomor : 044/Rekus/SOC/2023 tanggal 16 Juni membenarkan adanya informasinya tersebut.

"Informasinya seperti itu. Jemaah dari kloter 76," katanya pada Radarmas, Sabtu (17/6).

Disinggung mengenai adanya empat calon haji Banyumas masing-masing dua jemaah di kloter 73 dan dua jemaah di klorer 74 yang sempat dilarikan ke rumah sakit sesampainya di Solo, dipastikannya sejak Jumat (16/6) keempat jemaah sudah dalam keadaan sehat dan dapat kembali masuk ke Asrama Haji Donohudan.

"Pemberangkatannya tidak bersama rombongannya. Menyusul di kloter berapa belum pasti," jawab Hamdi.

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas, Dr H Ibnu Asaddudin, SAg MPd saat melepas 36 calon haji Banyumas yang masuk kloter 86B atau sapu jagad tahap pertama di Menara Teratai pada Minggu (18/6) mengungkapkan hampir sebagian besar calon haji berusia lanjut dari Banyumas mengalami linglung.

Ketika linglung maka tulisan dalam rekomendasi dokter agar dibawa pulang ke Banyumas. Setelah diputuskan dokter bahwa jemaah yang dalam keadaan linglung untuk dibawa pulang ke Banyumas.

"Jika ketua rombongan dan ketua regu tidak yakin, berarti jemaah yang linglung langsung dikembalikan ke kampung halaman," katanya.

Ibnu menjelaskan dengan dipulangkan ke Banyumas tentu menjadi beban yang sangat berat bagi jemaah dan keluarganya. Muncul rasa malu karena sudah menggelar syukuran ternyata tidak jadi berangkat ke tanah suci karena sesampainya di Asrama Haji Donohudan dipulangkan.

Oleh karena itu pesannya pada ketua rombongan kloter 86B, jika ada calon haji Banyumas yang diketahui mengalami linglung dan petugas kesehatan di embarkasi Solo bertanya untuk menguji keyakinan ketua rombongan, ketua rombongan harus siap meyakinkan bahwa dirinya mampu memastikan jemaah untuk dapat diterbangkan. Terkecuali ada hal-hal tertentu seperti jemaah ngamuk di embarkasi yang membuat mau tidak mau jemaah harus dibawa pulang. 

"Pasrah pada Allah SWT disana (Arab Saudi). Sudah ada petugas yang mengurus. Jika sesampainya di tanah suci jemaah tidak bisa mengerjakan ibadah wajib maka bisa dihajikan (Badal) petugas. Dari pihak keluarga paling tidak akan dikontak pihak Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umroh (KBIHU)," pungkasnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: