Puasa dan Manfaatnya Sebagai Terapi Anti Aging

Puasa dan Manfaatnya Sebagai Terapi Anti Aging

--

Oleh dr. Titik K.,M.Biomed, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhamamdiyah Purwokerto/Anggota Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah UMP/Penggiat Anti Aging & Wellness, Bekam Medis dan Literasi Kesehatan Masjid

PUASA adalah ibadah yang dijanjikan sebagai sesuatu yang istimewa karena hanya untuk Allah dan akan dibalas oleh Allah Subhanahuwata’ala. Kerahasiaan ibadah ini akan membuat orang yang beriman memahami syarat, rukun puasa, terkhusus puasa Ramadhan yang bersifat wajib, serta hal apa saja yang dapat merusak puasa. Berkaitan dengan hal tersebut maka ada hubungannya dengan niat, bersungguh-sungguh menjaga agar ibadah puasa tidak rusak seperti berlatih dan berperilaku sabar, sehingga permohonan yang ingin dicapai adalah tingkat ketaqwaan dan dosa-dosa dapat terampuni.

Dapat dirasakan begitu banyaknya manfaat puasa, baik aspek spiritual, psikologis maupun kesehatan. Puasa adalah terapi holistik yang dapat menjadi tata laksana suatu penyakit yang berkaitan dengan penuaan atau aging. Penuaan merupakan proses alami yang akan pasti dilalui oleh manusia, dapat ditandai dengan proses patologi atau proses terjadinya penyakit, artinya dapat terjadi kematian sel maupun jaringan, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh, menyebabkan keseimbangan tubuh terganggu, serta dapat menimbulkan kerusakan tingkat molekuler.

Mengapa puasa merupakan salah satu terapi untuk anti aging? Dapat dijelaskan bahwa ketika berpuasa, ada pengurangan dan pembatasan jumlah kalori, tubuh hanya menerima kalori pada saat mulai berbuka sampai sebelum imsak. Teori yang sangat dikenal dalam ilmu anti aging tersebut dikenal dengan restriksi kalori. Teori ini berlaku pada mereka yang kondisi fisiknya sehat, atau kondisi yang gizi berlebih, gemuk atau obesitas, tidak berlaku bagi yang sedang sakit ataupun butuh nutrisi yang lengkap atau pada kondisi malnutrisi. Puasa sebagai restriksi kalori merupakan upaya untuk memperbaiki kualita hidup, umur hidup sel dan molekulernya lebih lama. Retriksi kalori juga mangaktivasi mekanisme pertahanan tubuh terhadap stres, membuat jalur autophagy yang dapat membuat kelangsungan hidup bertambah baik serta menyebabkan pelemahan mediator pro-inflamasi dan menyebabkan pertumbuhan sel. Selain itu dampak restriksi kalori dapat menurunkan berat badan, sehingga hormon pertumbuhan dapat lebih diproduksi, metabolisme tubuh juga meningkat.

Pilihan makanan yang tepat agar sukses mempertahankan restriksi kalori adalah asupan saat berbuka dan sahur harus cukup mengandung buah, sayur, kacang-kacangan, protein tanpa lemak dan tetap aktif meakukan kegiatan, tidak hanya tidur sepanjang hari. Ada upaya sehat dengan membaca Al Qur’an di saat puasa, selain dapat melatih pernafasan, yang berimbas pada kemampuan mengatur pernafasan serta menjaga otot pernafasan menjadi lebih mampu bertahan, dan yang utama kita yakin Al Qur’an adalah obat, baik sakit fisik maupun mental. Seperti yang tercantum di dala Al Qur’an Surat Al Isra ayat 82 yang artinya” Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”

Selamat beribadah puasa, semoga Allah terima ibadah puasa kita dan memasukan kita semua menjadi orang-orang yang beriman serta selalu bersyukur dengan nikmat sehat. Salam Germas, Anti Aging & Wellness. (*)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: