Perubahan Nama SMP Tuai Pro Kontra, Dari SMP Diponegoro 3 Menjadi SMP Al Azhar

Perubahan Nama SMP Tuai Pro Kontra, Dari SMP Diponegoro 3 Menjadi SMP Al Azhar

SPANDUK PENOLAKAN : Salah satu spanduk penolakkan Perubahan SMP Diponegoro 3 menjadi SMP Al Azhar yang terpasang di sekitar area SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng. (AAM JUNI/RADARMAS)--

PURWOKERTO - Sejumlah warga NU Kecamatan Kedungbanteng, menolak perubahan SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Al Azhar. 

Salah satu bentuk penolakan tersebut, adalah dengan pemasangan spanduk atau banner berisi penolakan yang terpasang di sekitar area SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng. 

Salah satu spanduk tersebut bertuliskan 'Jangan Kau Gadaikan SMP Diponegoroku', 'Warga NU Kec. Kedungbanteng Dengan Tegas Menolak Perubahan SMP Diponegoro Menjadi SMP Al Azhar'. 

Salah satu Warga NU Kecamatan Kedungbanteng, Imam Santosa mengatakan, sangat tidak ikhlas SMP Diponegoro berganti nama menjadi Al Azhar.

"Bukan sedang menolak Al Azhar. Justru yang ditolak adalah penggantian nama dari SMP Diponegoro menjadi Al Azhar," paparnya.

Dalam proses perencanaan perubahan tersebut, ia sampaikan, warga NU di Kecamatan Kedungbanteng tidak dilibatkan dalam prosesnya.

"Sebelum ada MoU mbok ya dikumpulkan dulu dan diberikan pengertian. Justru mengumpulkan warga NU ketika sudah ada MoU, yang jelas warga NU akan terus bergerak sampai dengan pembatalan MoU itu," ujarnya.

Terkait adanya aksi pemasangan spanduk tersebut, Ketua Yayasan Al - Hidayah Purwokerto Imam Parikesit mengungkapkan, rasa keprihatinannnya dengan adanya spanduk itu.

"Spanduk-spanduk yang terpasang isinya sangat menyesatkan, utamanya bagi mereka yang belum atau tidak tahu perjalanan sejarah SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng dari sejak berdiri sampai saat ini," tuturnya.

Terkait alasan pihaknya ingin mengubah SMP Diponegoro 3 Kedungbanteng menjadi SMP Islam Al Azhar, sudah menjadi keputusan yayasan.

Selain itu ia sampaikan, sekolah dengan nama Diponegoro dinilai sudah tidak terlalu punya daya jual. Hal itu didukung dengan beberapa fakta di lapangan seperti ada sekolah yang tidak mampu membiayai hidupnya sendiri, ada sekolah yang hidup pas-pasan tidak mampu membeli sarpras.

"Perkembangan sekolah atau madrasah di bawah Yayasan Al - Hidayah Purwokerto dalam 10 tahun terakhir tidak terlalu baik. Perlu langkah strategis jangka panjang, caranya salah satu sekolah dijadikan sekolah Al Azhar yang terbukti mempunyai daya jual tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut Imam menyampaikan, pihaknya sudah melakukan dialog dengan tokoh-tokoh NU Kedungbanteng, Kamis (26/1) lalu.

Terkait adanya kekhawatiran lunturnya ajaran Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), ia sampaikan, setelah nanti berubah menjadi SMP Al Azhar pihaknya memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh NU atau masyarakat Kedungbanteng untuk ikut mengawal terlaksananya ajaran Aswaja secara kelembagaan yang akan dibentuk nantinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: