5 Fakta Pohon Natal Unik di Purwokerto, Ini Fotonya

5 Fakta Pohon Natal Unik di Purwokerto, Ini Fotonya

Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Martinus Ngarlan mengecek rangakaian serabut kelapa yang sudah dibentuk menjadi pohon Natal, di halaman Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto 22 Desember 2022.-Foto Dimas Prabowo / Radar Banyumas -

PURWOKERTO - Di Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto, Kamis 22 Desember terdapat pohon natal unik setinggi 5 meter dan dibuat dengan disusun menggunakan sabut kelapa.

Berikut Fakta Pohon Natal unik di Di Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto:  


Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Martinus Ngarlan (kanan foto) dibantu Iganitius Heru (kaos merah), kabid liturgi, mengecek rangakaian serabut kelapa yang sudah dibentuk menjadi pohon Natal, di halaman Gereja Katedral Kristus Raja Purw-Foto Dimas Prabowo / Radar Banyumas -

1. Manfaatkan Barang Bekas 

Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Martinus Ngarlan menjelaskan, sabut kelapa tersebut menandakan pemanfaatan barang bekas. "Sabut kelapa ini kan bekas, yang bisa dibuang tapi kita manfaatkan untuk hiasan pohon natal," kata dia. 

Dirinya mengajak, di tengah kerusakan lingkungan hidup, ini salah satu usaha yang bisa dilakukan memelihara lingkungan.

"Barang bekas atau tidak berguna, kita manfaatkan. Sehingga tidak menambah sampah lebih banyak," katanya. 

2. Arti Pohon Kelapa 

Dia menjelaskan, pohon kelapa itu semua berguna.

"Harapannya, umat katolik semakin berguna, bermakna untuk banyak orang dalam membangun kebersamaan NKRI," tandasnya. 


Iganitius Heru, Kabid Liturgi, mengecek rangakaian serabut kelapa yang sudah dibentuk menjadi pohon Natal, di halaman Gereja Katedral Kristus Raja Purwokerto (22/12/2022). Pohon Natal dari Serabut Kelapa setinggi 5 meter tersebut dibuat selama dua minggu -Foto Dimas Prabowo / Radar Banyumas -

3. Habiskan 75 Kg Sabut Kelapa 

Pastor Paroki Katedral Kristus Raja Purwokerto, Romo Martinus Ngarlan mengatakan membutuhkan 75 kg sabut kelapa yang diangkut sampai 4 kali ke gereja. 

"Sumbangan dari jamaat, yang tiap hari memproduksi makanan dari kelapa. Karena sudah tidak digunakan, kami manfaatkan," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: