Mengenal Riza Azyumarridha Azra, Founder Rumah Mocaf Indonesia, Singkong yang Dihargai Murah Kini Diekspor

 Mengenal Riza Azyumarridha Azra, Founder Rumah Mocaf Indonesia, Singkong yang Dihargai Murah Kini Diekspor

PENGHARGAAN : Riza saat mendapatkan penghargaan UMKM Award bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. -Riza Azyumarridha Azra Untuk Radarmas -

Dalam dunia pertanian di Banjarnegara, nama Riza Azyumarridha Azra dahulu mungkin masih asing. Namun saat ini, pemuda kelahiran Banjarnegara 24 Maret 1991 ini populer karena sudah malang melintang dalam dunia singkong atau ubi kayu.

PUJUD ANDRIASTANTO, Banjarnegara

Riza, begitu Riza Azyumarridha Azra biasa disapa, kini dikenal masyarakat sebagai pendiri rumah mocaf Banjarnegara. Riza sukses mengangkat derajat petani singkong yang ada di Banjarnegara. Bahkan saat ini produk olahan singkong sudah menembus pasar internaisonal.

BACA JUGA:Ini Kronologi Polda Jatim Tangkap Pasangan Mesum Wanita Kebaya Merah dan Pria Berhanduk Putih Video Viral

Riza yang merupakan aktivis Pemuda Muhammadiyah Banjarnegara ini, awalnya tidak pernah terpikir untuk bergelut dalam dunia bisnis pertanian. Khususnya singkong. 

Ide mengolah singkong menjadi mocaf, bermula saat dirinya aktif dalam sekolah inspirasi pedalaman Banjarnegara. 

BACA JUGA:Video 16 Menit Viral Wanita Berkebaya Merah, Polisi Mulai Mencarinya, Muncul Dugaan Inluencer

Riza memang aktif dalam urusan sosial sejak masih duduk di bangku SMAN 1 Banjarnegara. Jiwa sosial ini berlanjut hingga dia menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Dalam kegatan sosial bersama Sekolah Inspirasi Pedalaman, Riza sering berkunjung ke sejumlah pelosok Banjarnegara untuk memberi inspirasi pada anak-anak yang putus sekolah agar mau melanjutkan sekolahnya. 

Bahkan, dia juga sempat membuka rumah literasi atau taman baca di rumahnya, yang ada di Kompleks Kauman Kutabanjarnegara, Kecamatan Banjarnegara.

BACA JUGA:Balai Kota Bandung Kebakaran, Asap Tinggi, Ini Kronologi Awal

Ide dan pemikiran untuk mengolah singkong menjadi tepung mocaf, bermula saat dia berkunjung dan melakukan kegiatan sosial di desa. 

Saat itu ada seorang petani singkong yang menangis di hadapannya. Petani tersebut mengadu jika singkong yang dihasilkan para petani pada waktu itu hanya dihargai Rp 200 per kilogram. Hal inilah yang membuat singkong-singkong di sana dibiarkan begitu saja di lahan petani.

“Kejadian ini tidak hanya di satu tempat, melainkan banyak daerah di Banjarnegara yang mengalami hal serupa. Padahal Banjarnegara merupakan satu sentra singkong di Jawa Tengah,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: