Bom Gereja Lukai Empat Balita
Pelaku Diringkus saat Menyeberangi Sungai SAMARINDA- Kidung baru selesai dilantunkan. Pendeta Elmun Rumahorbo memimpin puluhan jemaat Gereja Oikumene membacakan doa di akhir rangkaian ibadah kemarin sekitar pukul 10.00 Wita. Sejumlah anak mulai keluar dari pintu utama. Mereka bersiap pulang. Tak berselang lama, seorang pria melemparkan sebuah benda yang diduga bom molotov. Sasarannya adalah barisan motor yang diparkir di depan gereja di RT 03, Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir, Samarinda. Terjadi tiga kali ledakan. Doa belum selesai dibacakan. Para jemaat berhamburan ke luar ruangan. Di luar gereja, empat bocah tergeletak dengan kondisi luka bakar. Mereka adalah Intan Olivia Banjarnahro (3), Anita Krsitobel Sitohang (2), Alvaro Orelius Kristan Sinaga (4), dan Triniti Hutahaya (3). Mereka langsung dievakuasi ke RSUD IA Moeis. Samarinda Pos (Jawa Pos Group) melaporkan, pelaku melarikan diri ke pelabuhan PT Sumalindo Lestari Jaya Global. Warga mengejar pria berperawakan ceking dan berambut gondrong itu. Terkepung, si pelaku menceburkan diri ke Sungai Mahakam. Upaya kabur pelaku gagal. Dia diamankan aparat dan warga saat berusaha menyeberangi sungai yang membelah Kota Tepian itu. "Dia ditangkap saat berenang hampir ke tengah sungai," kata Samuel Tulung, 47, salah seorang warga. Belakangan, pelaku teridentifikasi bernama Juhanda, 32. Juhanda lahir di Kuningan, Jawa Barat. Dia pernah menjalani hukuman pidana pada 4 Mei 2011 selama 3 tahun 6 bulan. Dia sempat menjadi terduga pelaku yang dinyatakan bebas bersyarat setelah mendapatkan remisi Idul Fitri pada 28 Juli 2014. Juhanda terseret kasus teror bom Puspitek di Serpong, Tangerang Selatan, dan bom buku di Jakarta pada 2011. Setelah bebas dari Lapas Kelas I Tangerang pada 2014, dia pergi ke Parepare, Sulawesi Selatan. Setelah itu, dia pindah ke Samarinda atas ajakan AP, sesama pelaku teror yang menghuni Lapas Tangerang. Selama di Samarinda, Juhanda bergabung bersama Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Kaltim. Sementara itu, kobaran api yang berasal dari bom tersebut belum padam. Sejumlah relawan dan petugas pemadam kebakaran berjibaku menjinakkan si jago merah yang mulai membakar kendaraan. Agar kobaran api tidak semakin liar, bagian depan bangunan gereja juga disiram. Tak berselang lama, aparat dari Polresta Samarinda, anggota Brimob dari Detasemen B Pelopor, serta jajaran intel Kodim 0901/SMD tiba di lokasi. Warga diminta keluar untuk kepentingan penyelidikan. Penyelidikan berjalan cepat. Dalam waktu kurang dari tiga jam, petugas berhasil memetakan jaringan kelompok yang diduga teroris tersebut. Sekitar pukul 12.30 Wita Unit Gegana Detasemen B Pelopor Polda Kaltim menyisir bangunan di belakang Masjid Mujahidin. Menggunakan metal detector, petugas mencari barang bukti di ruang yang digunakan Juhanda sebagai tempat tinggal dalam dua tahun terakhir ini. "Setahu saya pekerjaannya hanya mengurus karamba ikan," kata salah seorang warga yang namanya enggan disebutkan. Barang bukti seperti buku dan beberapa benda lain disita. Dua rekan Juhanda ditangkap. Mereka dikeler ke Mako Brimob Samarinda Seberang untuk menjalani pemeriksaan. Beberapa saat kemudian, dua orang lagi ditangkap di lokasi yang sama. Yakni, pria berinisial Sp dan perempuan yang diduga istrinya. Unit Gegana bergerak cepat menuju salah satu rumah di RT 29, Kelurahan Harapan Baru, Loa Janan Ilir. Lokasinya sekitar 1,5 kilometer dari tempat kejadian. Bangsal di bantaran Sungai Mahakam tersebut merupakan rumah yang dihuni pria berinisial Pr selama 20 tahun terakhir. Pr diketahui sebagai guru atau orang yang dituakan dalam kelompok tersebut. Dari rumah Pr, polisi menuju Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 2, Kelurahan Simpang Tiga, Loa Janan Ilir. Di lokasi itu, seorang pemuda berinisial Iw dan salah seorang rekannya ditangkap. Beranjak petang, petugas kembali menangkap beberapa orang yang diduga masuk jaringan tersebut di Jalan Gerbang Dayaku, Loa Janan Ulu, Kutai Kartanegara. Kapolsek Samarinda Seberang mengatakan, seluruh terduga pelaku pengeboman gereja masih diperiksa. "Masih dikembangkan," katanya. Kapolda Kaltim Irjen Safaruddin langsung menuju TKP. Didampingi Kapolresta Samarinda Kombes M. Setyobudi Dwi Putro dan Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang, perwira tinggi bintang dua itu mengamati seluruh TKP, termasuk memberikan pengarahan kepada jajarannya. "Ada satu yang sudah kami amankan dan masih dalam penyelidikan Densus 88. Saya belum bisa memberikan keterangan banyak. Semua masih dalam penyelidikan," kata Safaruddin. (aya/oke/JPG/c10/ca)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: