Melangitkan Doa, Dua Penari Lengger Ritual Wujud Bakti pada Leluhur di Desa Prembun Kecamatan Tambak

Melangitkan Doa, Dua Penari Lengger Ritual Wujud Bakti pada Leluhur di Desa Prembun Kecamatan Tambak

Dua penari lengger pada ritual dalam rangka olah tanam musim rendeng atau penghujan, Jum'at (16/9) di Bendung Kecepak 3 Desa Prembun. -Foto Fijri Rahmawati/Radar Banyumas-

BANYUMAS-Petani di Desa Prembun Kecamatan Tambak menggelar ritual, Jum'at (16/9) di area Bendung Kecepak 3. Suara calung Banyumasan menggema mengiringi dua orang lengger perempuan.

Lagu Sekar Gadung mengalun. Dua lengger menari dengan anggunnya di tengah areal persawahan.

Kepala Desa Prembun Masudi menjelaskan ritual lengger digelar dalam rangka olah tanam. Ada nilai sakral yang terkandung dalam gelaran lengger.

BACA JUGA:Masuk Musim Penghujan, DPRD Banyumas Minta Titik Rawan Banjir dan Genangan Segera Tuntas Penanganannya

Ketika belum dihelat lengger. Maka seluruh petani di Desa Prembun belum ada yang menggarap sawahnya. 

"Penyelenggaraan lengger di Bendung Kecepak 3 sebagai wujud bakti kepada leluhur," kata Masudi di lokasi.

Oleh karena itu, petani selalu menjunjung tinggi adat istiadat peninggalan leluhur. Setiap akan mengawali musim tanam rendeng atau penghujan. Ritual lengger selalu diselenggarakan.

BACA JUGA:Tak Jera, Pria Asal Tambak ini Terjerat Hukum Delapan Kali Penjara

Petani melalui ritual lengger sekaligus melangitkan do'a. Olah tanam dikaruniai keberkahan dan hasil panen kelak melimpah. Juga, penggarap diberikan keselamatan dan kesehatan.

"Hari besok petani di Desa Prembun serentak olah lahan dan aktivitas lainnya di sawah. Lengger ini merupakan pertanda sudah dimulainya masa tanam rendeng," papar Masudi. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: