Selama Agustus, di Banyumas Terjadi 63 Bencana Alam

Selama Agustus, di Banyumas Terjadi 63 Bencana Alam

Caption - Kondisi banjir yang menggenangi pemukiman warga di Kejabur Sidamulya Kemranjen, Jumat (12/8/2022). -Foto Fortasi untuk Radarmas-

Radarbanyumas, Banyumas - Selama periode 1 hingga 31 Agustus di Kabupaten Banyumas terjadi 63 kejadian bencana alam

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, bencana alam itu diakibatkan karena terjadi cuaca hujan esktrem, yang menyebabkan serangkaian bencana longsor dan banjir di Banyumas. 

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho mengatakan, adanya fenomena la-Nina kategori lemah, dan indian ocean dipole yang hingga saat ini masih berlangsung, berpotensi masih akan menyebabkan cuaca hujan ekstrem masih terjadi di Banyumas. 

"Bulan ini cenderung masih akan terjadi hujan esktrem, karena adanya fenomena la-Nina, dan Indian Ocean Dipole," katanya, Selasa (6/9). 

Fenomena La-Nina kategori lemah, yaitu suhu permukaan laut di wilayah samudera pasifik barat Amerika lebih dingin dari pada normalnya, dan samudera Pasifik di wilayah Indonesia bagian Timur lebih hangat daripada normalnya. Sehingga penguapan di wilayah Indonesia menjadi lebih kuat, dan suplay uap air di atmosfer Wilayah menjadi  cukup banyak, yang membuat pertumbuhan awan hujan potensinya menjadi cukup besar.

Adapun Indian Ocean Dipole atau fase negatif yaitu suhu permukaan laut di wilayah samudera Hindia Timur Afrika lebih dingin dari pada normalnya, dan di samudera Hindia wilayah Barat Sumatera lebih hangat daripada normalnya. Sehingga menyebabkan penguapan di wilayah Indonesia menjadi lebih kuat, dan suplay uap air di atmosfer Wilayah Indonesia menjadi cukup banyak, dan menyebabkan pertumbuhan awan hujan potensinya menjadi cukup besar.

Untuk mengantisipasi potensi terjadinya bencana alam berupa longsor dan pergerakan tanah pada bulan September ini, Budi menerangkan, jika pihaknya telah mengeluarkan peringatan dini prakiraan potensi bencana itu. 

Adapun pada bulan Agustus lalu, akibat cuaca hujan esktrem karena fenomena itu. 

Budi menyebutkan, telah menyebabkan 59 kejadian tanah longsor dan pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Ajibarang, Gumelar, Lumbir, Pekuncen, Cilongok, Patikraja, Kebasen, Kemranjen, Rawalo, Wangon, Sumbang, Karanglewas, Baturraden, dan Sumpiuh. 

Dan menyebabkan juga 4 kejadian banjir di Kecamatan Wangon, Ajibarang dan Kebasen. (win)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: