Pengakuan Kedaulatan Atas Kemerdekaan Itu Penting, Ini Kata MSI Banjarnegara

Pengakuan Kedaulatan Atas Kemerdekaan Itu Penting, Ini Kata MSI Banjarnegara

Malam Tirakat HUT RI ke 77 di RT 2 RW 1 Desa Petambakan Kecamatan Madukara, Selasa (16/8/2022) malam.-Foto Darno/Radar Banyumas -

 

BANJARNEGARA - Pengakuan kedaulatan Republik Indonesia itu penting. Sebab Belanda tidak mengakui 17 Agustus 1945 sebagai hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Banjarnegara Heni Purwono saat Malam Tirakat HUT RI ke 77 di RT 2 RW 1 Desa Petambakan, Kecamatan Madukara, Selasa (16/8/2022) malam.

"Bangsa Indonesia melalui Republik Indonesia Serikat (RIS) harus membayar 4,3 milyar Gulden kepada Belanda agar kedaulatan kita diakui, dan itu pun tidak 17 Agustus 1945, tapi 27 Desember 1949," kata Heni.

Oleh karena itu, kata Heni, kedaulatan penuh bagi bangsa Indonesia itu penting. Belanda tidak mau mengakui 17 Agustus karena mereka tidak mau menanggung biaya agresi militer 1 dan 2. Biaya itu justru dibebankan kepada RIS.

"Maka aneh kalau masih ada yang masih mempermasalahkan perubahan Hari Jadi Banjarnegara yang tadinya 22 Agustus 1831 menjadi 26 Februari 1571," ungkapnya.

Dikatakan, 22 Agustus 1831 adalah pemindahan ibu kota Banjarnegara oleh Belanda, sekaligus mengganti bupatinya. Sebab bupati sebelumnya sangat pro Diponegoro.

Untuk itu menurutnya dibutuhkan pendekatan pemahaman (verstegen) dalam mengkaji sejarah. Tidak sekadar fakta tekstual namun juga memperhatikan sebab akibat.

"Momen HUT RI semacam ini dapat dipakai untuk meluruskan kembali pemahaman-pemahaman yang kurang tepat dalam sejarah, termasuk hal-hal yang di buku pelajaran sejarah di sekolah tidak disampaikan. Ini menjadi salah satu tugas sejarawan," pungkasnya.(drn)

 

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: