Kasus Sambo, Mahfud MD: Motif Sensitif, Seperti Menangani Orang Hamil Mau Melahirkan Tapi Sulit Melahirkan

Kasus Sambo, Mahfud MD: Motif Sensitif,  Seperti Menangani Orang Hamil Mau Melahirkan Tapi Sulit Melahirkan

Ferdy Sambo dan istrinya-Foto Dok Radar -

"Kemarin ada 25 personel yang kita periksa dan saat ini bertambah jadi 31 personel," kata Kapolri Sigit .

Dari jumlah tersebut, terdapat 11 perwira yang ditempatkan di tempat khusus. Jumlah tersebut bertambah dari sebelumnya hanya 4 orang.

"Kita juga melakukan penempatan khusus kepada 4 personel beberapa waktu lalu dan saat ini bertambah menjadi 11 personel Polri," jelas Sigit.

11 orang tersebut terdiri dari perwira berpangkan Irjen 1 orang, Brigjen 2 orang, Kombes 3 orang, AKBP 3 orang, Kompol 2 orang, dan AKP 1 orang. Jumlah ini masih berpotensi bertambah.

Tak Menyangka

Samuel Hutabarat, ayah almarhum Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, menyatakan pihak keluarga tidak menyangka jika Irjen Pol Ferdy Sambo terlibat dan menjadi otak pelaku pembunuhan anaknya.

"Saya sebagai ayah Yosua tidak menyangka jika pelaku utamanya adalah Ferdy Sambo, dan terkejut mendengarkan pengumuman dari Kapolri," kata Samuel Hutabarat, di Muaro Jambi, Selasa malam (9/8).

Keluarganya tidak menyangka jika semua itu dilakukan atas perintah Ferdy Sambo, sehingga peristiwa pembunuhan itu dilakukan terhadap anaknya Yosua yang juga sebagai ajudan Sambo.

"Selama ini anak kami, Yosua yang sudah bekerja selama dua setengah tahun dengan Pak Ferdy Sambo, tidak pernah mengeluh atas pekerjaannya dan mungkin disimpannya, agar keluarga tidak mengetahuinya," katanya pula. 

"Saat berkomunikasi dengan keluarga di Jambi, anak kami tidak pernah membebani pikiran kami, begitu juga ketika dia pulang ke Jambi tidak pernah mengatakan hal yang buruk dan dia selalu menceritakan yang baik saja," kata Samuel.  

Sementara, aikap tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kasus penembakan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J mendapat apresiasi dari Setara Institute.

Ketua Setara Institute Hendardi mengatakan tim khusus bentukan Jenderal Listyo membuahkan hasil. Buktinya, diplomasi kejujuran, transparansi, dan kinerja berbasis data sampai mengantarkan pada kesimpulan dan fakta.

"Dengan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi pembunuhan atas Brigadir J yang melibatkan FS. Kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri. Meski akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus ujian," kata Hendardi dalam keterangan tertulis.

Kasus meninggalnya Brigadir Yosua berlangsung lama. Hampir sebulan. Kini baru terlihat perkembangan signifikan.

"Adanya suatu upaya menghalangi proses penegakan hukum (obstruction of justice). Belum lagi semburan informasi menyangkut kasus ini yang sangat massif membuat proses penyidikan sempat terhambat," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: