Indonesia Tanpa Tunggal Putri di All England

Indonesia Tanpa Tunggal Putri di All England

JAKARTA - Tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, dipastikan harus absen dari gelaran All England 2021. Pebulutangkis yang akrab disapa Grego itu tidak bisa tampil karena mengalami cedera paha. “Ini saya sampaikan kalau kami menarik Grego karena kondisi kakinya belum pulih, paha kanannya masih bermasalah. Jadi di All England besok Indonesia tidak bisa ikut di tunggal putri,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, Kamis (11/3), di Jakarta. https://radarbanyumas.co.id/babak-pertama-swiss-open-hafiz-faizalgloria-widjaja-langsung-tersingkir/ Menurut Rionny, cedera paha yang dialami Grego sudah terjadi sejak lama dan sudah mendapatkan perawatan tetapi belum selesai. Tadinya hanya Grego yang akan mewakili merah putih di nomor tunggal putri All England. PP PBSI sudah lama mempersiapkan Grego untuk bisa tampil di All England. Pebulutangkis peringkat 22 dunia itu malah diberikan target oleh federasi untuk bisa menjadi juara pada turnamen legendaris tersebut. “Pemain yang kami kirim ke All England ditargetkan juara. Sebelumnya Grego juga sudah berhadapan dengan pemain top dan hasilnya memuaskan, makanya saya minta turun besok,” lanjut Rionny. Awalnya PP PBSI memperkirakan waktu pemulihan untuk Gregoria bisa rampung sebelum gelaran All England. Namun ternyata harus membutuhkan waktu tambahan dan waktunya sudah mepet. Alhasil federasi memutuskan untuk menarik Grego dari turnamen yang akan digelar di Birmingham, Inggris tersebut. Indonesia memastikan tanpa wakilnya di nomor tunggal putri pada ajang All England. Tunggal putri Indonesia selama ini menjadi nomor yang prestasinya jauh dibandingkan nomor-nomor lainnya. Gregoria yang jadi andalan utama, juga belum menunjukan performa yang luar biasa. Pebulutangkis kelahiran Wonogiri itu belum pernah menembus peringkat 10 besar BWF. Catatan terbaiknya hanya berada di posisi ke-13. Jangankan level dunia, untuk ukuran Asia Tenggara saja masih belum bisa mendominasi. Pencapaian terbaiknya terjadi saat masih berada di level junior, ketika itu Gregoria berhasil menjadi juara dunia pada tahun 2017. Setelah itu saat promosi ke senior, prestasi Grego masih mandek, dirinya belum bisa mengembalikan kejayaan tunggal putri. (vyt/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: