Petani Ancam Buka Paksa Kedung Putri
MENGERING: Seorang petani menunjukkan sawahnya yang mengering akibat kekurangan air hingga mengancam kelangsungan hidupnya. PURWOREJO – Penutupan pintu air di Kedung Putri akibat proyek revitalisasi saluran sungai yang membelah kota Purworejo tersebut sejak Juli lalu menimbulkan reaksi dari sejumlah petani yang tergabung dalam Paguyuban Kedung Putri 81. https://radarbanyumas.co.id/berjalan-dua-kilometer-demi-air-bersih-kekeringan-melanda-wanareja/ Mereka mengancam akan membuka paksa saluran air usai upaya pendekatan dan komunikasi baik-baik dengan pemangku kepentingan tidak mendapatkan respon yang serius. “Semakin banyak yang terdampak penutupan irigasi Kedung Putri, sumur mengering, budidaya ikan kolam juga khawatir dan yang paling mengancam di depan mata adalah nasib petani yang terancam puso alias gagal panen,” ucap Ketua Paguyuban Kedung Putri 81, Agus Bintoro. Dijelaskan, Paguyuban Kedung Putri 81 beranggotakan petani dari delapan kelurahan dan dua desa di empat Kecamatan yakni, Purworejo, Banyuurip, Bayan dan Gebang yang terdampak langsung penutupan DI Kedung Putri yang tengah dilakukan revitalisasi. “Kurang lebih ada 400 hektare tanaman padi petani yang terancam puso akibat pengeringan irigasi yang sudah diterapkan sejak Juli 2021 lalu,” jelasnya. Ditegaskan, para petani kini hanya berharap padi yang sudah mendekati masa panen bisa diselamatkan, syaratnya yakni air segera bisa mengalir. Perhitungannya, jika bulan September air bisa mengalir, kemungkinan panen masih bisa dilakukan, kendati hasilnya jelas tidak maksimal. “Kami sudah mencoba audiensi dengan dewan, kami masih menunggu jawaban dari pemangku kebijakan dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), rencana kami mau ke dewan lagi, jika tidak ada jawaban kepastian yang mau bagaimana lagi, kami akan konsolidasi untuk membuka pintu DI,” tegasnya. Menurutnya, imbas dari pengeringan irigasi DI Kedung Putri berpotensi memicu kerawanan, kondisi sulit pandemi Covid-19 telah membuat banyak pengangguran, kemiskinan juga kriminalitas tinggi. Sementara itu, Kepala Dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat (DPUPR) Kabupaten Purworejo Suranto mengatakan, pada intinya revitalisasi saluran irigasi merupakan bentuk layanan untuk kelancaran pengairan areal persawah. Kondisi di lapangan untuk kelancaran pekerjaan dilakukan pengeringan, namun di sisi lain petani juga membutuhkan air, sebab masih musim tanam padi. (luk)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: