Inovasi Prija Sambada, Kembangkan Beton Tahan Gempa, Uji Coba di 200 Gedung dan Daerah Gempa

Inovasi Prija Sambada, Kembangkan Beton Tahan Gempa, Uji Coba di 200 Gedung dan Daerah Gempa

Contoh beton tahan gempa yang dikembangkan Prija Sambada. (ISTIMEWA) Para ahli dalam negeri tidak kalah dalam inovasi pengembangan infrastruktur di Indonesia. Salah satunya inovasi penciptaan beton tahan gempa. Seperti apa? RAGIL LISTIYO, Solo, Radar Solo INOVASI beton tahan gempa ini dikembangkan oleh Prija Sambada. Alumni Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret. Pemacu dia mengembangkan sistem ini karena Indonesia merupakan negara yang masih dihantui bencana alam gempa bumi. Sehingga penemuan Prija ini cocok untuk bangunan gedung bertingkat banyak. “Awalnya ide ini muncul ketika saya ingin membuat (beton, Red) konvensional. Padahal, beton menjadi salah satu sistem paling penting dalam struktur tahan gempa. Lalu saya coba membuat pracetak yang lebih mudah. Dengan pengerjaan fabrikasi pemasangannya. Di sini saya menggunakan alat sambung berupa blue wire, sehingga pembesian di dalam balok sudah berhenti,” ungkapnya dikutip dari radarsolojawapos.com. Pembuatan beton dengan sistem tahan gempa tersebut berhasil dilakukan. Di mana ada dua aplikasi beton tahan gempa yang sudah diujikan. Yakni PSA System yang telah diuji di Pusat Penelitian dan Pengambangan (Puslitbang) Bandung. Kedua, dia juga mematenkan Priska yang juga menggunakan blue wire. Kedua sistem tersebut kemudian diaplikasikan pada pembangunan banyak gedung. “Total sudah ada 200 lebih gedung yang menggunakan kedua sistem ini. Seperti rusunawa di Depok, Bandung, Kaligawe, dan lainnya,” katanya. https://radarbanyumas.co.id/pulo-kodok-ditunjuk-kementerian-pariwisata/ https://radarbanyumas.co.id/pertama-di-kota-purwokerto-rencana-pembangunan-makam-di-kelurahan-bobosan-dikonsep-modern/ Selain uji laboratorium, Prija juga menguji sistemnya di lapangan. Yakni, saat terjadi bencana gempa di Jogjakarta, Padang, Lombok, dan gempa Palu. Hasilnya, bangunan-bangunan yang menggunakan sistem betonnya tidak mengalami kerusakan struktur yang berarti dan dengan cepat dapat digunakan kembali. Prija Sambada “Jadi ilmu saat kuliah bisa wujudkan dan produksi menjadi barang bernilai komersil. Ada banyak hal kecil yang bisa kita kelola dan bermanfaat bagi sekitar,” katanya. (rgl/bun/ria/rs/rgl/per/JPR)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: