Setelah Babi, Giliran Monyet Masuk ke Pemukiman

Setelah Babi, Giliran Monyet Masuk ke Pemukiman

DIBURU - Warga daerah pinggiran terus melakukan perburuan babi hutan karena merusak hasil pertanian warga sekitar. Istimewa KAJEN - Belum selesai penanganan hama babi hutan alias celeng yang masuk ke pemukiman dan merusak tanaman, kini datang lagi hama lain yakni monyet. Gerombolan monyet belakangan ini sudah mulai masuk ke pemukiman warga. Hal itu dibenarkan Anny, warga Kecamatan Talun, Anny. Menurutnya, saat ini tak hanya babi hutan yang turun namun kawanan kera juga sudah masuk ke pemukiman warga. "Kalau musim kemarau hewan yang ada di hutan banyak yang turun sehingga hasil pertanian warga," katanya kepada Radar, Selasa (21/7/2020). Dijelaskan Enny, warga sudah tak kaget dengan turunnya kera dari hutan ke pemukiman. Kawanan kera tersebut keluar dari hutan untuk mencari makan. Meski demikian, ada juga warga yang menangkap kawanan kera tersebut. "Warga menyadari kalau pas jelang kemarau pasti kera pada turun. Kera-kera itu berkeliaran tak hanya di tepi sungai tapi juga ke pemukiman warga," jelasnya. **Celeng Merajalela Sementara itu, di Kandangserang dan Peninggaran populasi babi hutan (Celeng) masih terus merajalela. Gerombolan celeng merusak area pertanian dan perkebunan. Untuk mengurangi populasi celeng, warga di daerah pinggiran terus melakukan perburuan. Mereka berburu tak hanya siang hari, namun juga di sore dan malam hari saat babi hutan keluar dari sarangnya. Hal itu dibenarkan Wardi warga Desa Karanggondang Kecamatan Kandangserang. Kata dia, keluarnya gerombolan celeng dari hutan merusak tanaman pertanian dan perkebunan lantaran pangan di tengah hutan berkurang. Biasanya, mereka keluar pada sore dan malam hari. Diterangkan, untuk mengantisipasi hama celeng yang selalu datang berkelompok, warga membuat panggung untuk melakukan pengintaian. Namun gerombolan celeng tersebut seolah-olah mengetahui. Terbukti, ketika warga berada di panggung pengintian, celeng sepi. Namun saat warga pulang ke rumah, babi hutan kembali ke lokasi. "Tapi warga terus melakukan perburuan. Bahkan perburuan tidak hanya siang namun malam hari," terangnya. Diakui Wardi, meski kadang warga tak menemui celeng saat di panggung pengintaian, namun area kerusakan tanaman sudah mulai ditekan. Berbeda bila tak diburu, tanaman yang rusak semakin melebar. Kondisi sama juga terjadi di Peninggaran. Salah satu warga Desa Lumeneng, Kecamatan Paninggaran, Hasan, membenarkan sudah lebih tiga bulan kawanan babi hutan merusak pertanian dan perkebunan warga. "Saat ini kerusakan tak melebar kemana-mana. Itu karena perburuan terus dilakukan setiap malam. Warga ada yang menjaga pertanian dengan membuat panggung ataupun gubuk, " katanya. Diterangkan, untuk menjaga tanaman, selain menunggu tanaman dan melakukan perburuan, warga juga memasang jebakan. "Itu dilakukan terus mas," pungkasnya. (Yon)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: