Daftar Calon Walikota, Gibran Disoal

Daftar Calon Walikota, Gibran Disoal

radarsolo SOLO – Gibran Rakabuming baru akan mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Surakarta melalui DPD PDIP Jawa Tengah, hari ini (12/12). Namun relawan pendukungnya sudah sesumbar akan menyumbang 40 persen suara pada Pilkada 2020. Di sisi lain, Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu menolak pencalonan anak sulung Presiden Joko Widodo ini karena terkait etika politik. Juru bicara Kancane Gibran Gaes (Kagege) Imelda Yuniati menjelaskan, kelompok relawan putra sulung Presiden Joko Widodo saat ini mulai bermunculan. Rumah besar Kagege dihuni 28 organ. Mereka merupakan relawan pendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2014 dan 2019. Ditambah relawan dari beberapa paguyuban pedagang pasar tradisional di Kota Bengawan. “Kami tidak memasang target suara, tapi setidaknya kita akan mengunci sedikitnya 40 persen pemilih di Solo,” katanya, Selasa (10/12). Angka tersebut, lanjut Imelda, akan digenapi oleh suara kader partai pengusung dan pendukung Gibran. Kalkulasi perolehan suara yang diklaim Kagege bukan hanya sesumbar. Imelda berjanji akan mewujudkannya dalam aksi nyata. Saat ini organ-organ yang tergabung dalam Kagege mulai bergerak mengumpulkan kembali relawan. Dimulai dengan menyebar poster, spanduk dan bendera dukungan terhadap Gibran, hingga kampanye melalui media sosial. Terkait siapa calon pasangan Gibran, Kagege menyerahkan sepenuhnya kepada pengusaha martabak tersebut. “Prinsipnya kami di sini mendukung mas Gibran, siapapun terserah. Sama kaleng kerupuk juga nggak apa-apa,” ujarnya Senada, relawan Kagege Antonius Yogo Prabowo mengamini jika relawan sudah bergerak. Lebih dari seribu spanduk telah terpasang secara sistematis di penjuru Kota Solo. Bahkan ada masyarakat yang rela memasang tanpa berkoordinasi dengan Kagege. Aktivis Bara JP ini juga memastikan bahwa dana yang digunakan berasal dari swadaya anggota. "Saya pastikan itu,” tegasnya. Di tengah optimisme pencalonan Gibran, ada sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu (PWSPP) justru mengajukan keberatan terkait pencalonan Gibran dalam pilkada. Koordinator paguyuban, Jihan Syafaat Mahanani menuturkan, sikap mereka ini terkait etika berpolitik suami Selvi Ananda tersebut. Di mana pihaknya mendapat data saat Pilkada 2015, Gibran tidak hadir ke tempat pemungutan suara (TPS) tempatnya terdaftar “Karena itu, sangat lucu kalau akhirnya dia minta dipilih. Padahal sebelumnya dia enggan memilih alias golput,” ungkap Johan. Sebagai wujud keberatan, pihaknya melayangkan surat keberatan kepada enam partai yang memiliki kursi di DPRD Kota Surakarta. Yakni, PDIP, PKS, Gerindra, Golkar, PAN dan PSI. Dia berharap surat tersebut dipertimbangkan oleh partai-partai tersebut dengan tidak mengusung Gibran dalam Pilkada 2020. “Ya harapan kami aspirasi ini ditanggapi dengan baik,” ujarnya. Johan mengatakan, majunya Gibran bisa menjadi catatan buruk bagi pendidikan politik, khususnya bagi generasi muda di Kota Solo. Sebab, dengan status sebagai anak presiden, seharusnya dia memberikan contoh bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. “Ini berbahaya bagi demokrasi. Sebab orang akan berpikir mau terjun ke politik hanya untuk kepentingan diri sendiri saja. Jika tidak maka akan lebih memilih golput. Padahal di saat yang sama KPU selalu getol mengajak masyarakat berpartisipasi aktif dalam politik mulai dari menggunakan hak suaranya,” jelasnya. Dia menegaskan, keberatan tersebut bukan dikarenakan pengalaman, namun lebih kepada etika politik semata. “Kami tidak mempermasalahkan soal pengalaman,” tegasnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi mengenai keberatan yang diajukan Paguyuban Warga Solo Peduli Pemilu, Gibran enggan menanggapi. Dia justru membagikan foto-foto saat blusukan di sejumlah pasar dan kegiatannya bertemu para relawan. “Tak tinggal blusukan sik (Saya tinggal blusukan dulu)”, tulisnya melalui pesan singkat. (irw/atn/bun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: