Melongok Ke Peristirahatan Terakhir Rocker Jim Morrison di Tengah Isu Pemindahan Makam

Melongok Ke Peristirahatan Terakhir Rocker Jim Morrison di Tengah Isu Pemindahan Makam

Ada Karangan Bunga, Juga "Surat Cinta" dari Penggemar Makam Jim Morrison tetap paling banyak dikunjungi di kompleks yang berisi banyak tokoh terkenal. Sayang, sebagian fans bertindak kelewatan. Berikut laporan wartawan Jawa Pos BASKORO YUDHO yang baru balik dari Paris. jim-morisson-tomb Well, the clock says it’s time to close now I guess I’d better go now I’d really like to stay here all night (Soul Kitchen, The Doors) BADAN pria itu kekar. Tato yang menghiasi leher dan lengannya pun semakin menambah sangar penampilan. Tapi, di hadapan makam sederhana itu, tetap saja dia tak kuasa menahan air mata. Sebait doa singkat juga terucap dari mulut Jonny Hayes, pria tersebut, ketika sudah berada di sisi pagar pembatas. "Istirahat dan bernyanyilah di sana, Jim," ucap pria asal Republik Irlandia itu sembari melempar mawar merah ke arah pusara yang dikelilingi pagar besi tersebut. Jim yang terucap dalam sebait doa Hayes adalah Jim Morrison, vokalis band rock The Doors yang meninggal pada 3 Juli 1971. Empat puluh lima tahun sejak kepergian rocker legendaris itu, makamnya di Cimetiere du Pere Lachaise, Paris, hingga kini masih terus ramai dikunjungi peziarah. Mengutip Lonely Planet, Pere Lachaise adalah kompleks pemakaman yang paling banyak dikunjungi di dunia. Di antara sekitar 70 ribu makam di sana, peristirahatan terakhir Morrison-lah yang paling populer. Yang mengunjungi makam pria yang meninggal pada usia 27 tahun tersebut bukan hanya yang segenerasi dengan dia. Alias yang menjadi saksi hidup kejayaan Morrison dan The Doors di era 1960-an. Tak sedikit generasi yang lahir sesudah Morrison menutup mata untuk selamanya yang juga berkunjung ke makam pria yang dikenal pula sebagai penyair itu. Hayes yang baru berusia 35 tahun termasuk di dalamnya. Morrison memang bisa dibilang salah seorang rocker paling ikonik sepanjang masa. Dia simbol perlawanan lewat lirik-lirik puitis yang ditulisnya yang melambungkan pula nama The Doors. Juga melalui gaya hidupnya yang memberontak terhadap kemapanan. Bagi Hayes, pengaruh Morrison melintas generasi. "Pengaruhnya melintas generasi. Saya banyak mendengar cerita soal Jim dari ayah dan lagu-lagunya masih sering saya putar," kata dia. Morrison adalah "anggota" Club 27, yakni sederet musisi kelas wahid yang meninggal pada usia 27 tahun. Saat masih di puncak kejayaan. Selain Morrison, ada Brian Jones (meninggal pada 1969), Jimi Hendrix (1970), Janis Joplin (1970), Kurt Cobain (1994), dan Amy Winehouse (2011). Hingga kini penyebab kematian pria yang berada di peringkat ke-47 daftar 100 Greatest Singers of All Time versi Rolling Stones itu masih misterius. Memang, dalam laporan resmi ditulis dia meninggal karena gagal jantung. Tapi, Morrison yang ditemukan tak bernyawa di bathtub tak pernah diotopsi. Ada yang menyebut dia overdosis heroin. Yang jelas, semasa hidup, sarjana jurusan film dari UCLA (University of California Los Angeles) itu mengalami ketergantungan terhadap alkohol. Kematian Morrison juga mengakhiri hidup The Doors. Dua tahun setelah sang vokalis meninggal, band psychedelic rock yang tiga albumnya, The Doors, LA Woman, dan Strange Days, masuk daftar 500 Greatest Albums of All Time versi Rolling Stones itu tak lagi aktif. Peristirahatan-Terakhir-Rocker-Ikonik-Jim-Morrison Peziarah ke makam Morrison datang dari berbagai negara dan dari segala lapisan usia. Seperti disaksikan Jawa Pos pada siang menjelang final Euro 2016 lalu (10/7), lantunan doa dan ragam ekspresi kesedihan selalu terpancar di wajah mereka. Seolah yang dikunjungi adalah makam kerabat dekat. Peziarah yang terus mengalir itu sekaligus seperti menangkal wacana pemindahan makam Morrison. Ya, beberapa waktu lalu memang sempat muncul wacana agar makam pria kelahiran Melbourne, Florida, Amerika Serikat (AS), tersebut dipindahkan ke negeri kelahirannya. Persisnya ke Florida’s Space Coast, AS. Alasannya, ya itu tadi, Jim Morrison bukan orang Prancis. Konon, ide pemindahan makam tersebut diajukan langsung oleh pengelola Pere Lachaise. "Rencana itu memang sempat muncul. Saya nggak tahu lagi perkembangannya," kata Paulin Puel, petugas kompleks pemakaman, saat ditemui di gardu jaganya. Selain soal tanah kelahiran, rencana pemindahan makam itu muncul lantaran ada sebagian peziarah yang bertindak kelewatan. Tak hanya menabur bunga atau memanjatkan doa, tapi juga mengisap ganja dan menenggak minuman keras. Parahnya lagi, setelah puas bermabuk ria, botol minuman itu biasanya dilemparkan ke arah pusara Morrison. Jadilah banyak pecahan kaca yang bertebaran di kiri dan kanan makam. Tulisan peringatan Do Not Jump Over the Fence atau Jangan Melompati Pagar yang dipasang di pagar besi kerap tak diindahkan peziarah. Saat petugas jaga lengah, fans yang nekat kerap melompati pagar hanya untuk sekadar memasang foto dirinya di pusara Morrison. Atau mengambil "aksesori" di sekitar makam Morrison untuk kenang-kenangan. "Sulit mengontrolnya. Kami punya petugas. Tapi, mereka tak mungkin seharian menjaga makam Jim," jelas Puel. Memang bukan hanya Morrison sosok terkenal yang dimakamkan di Pere Lachaise yang dibangun Napoleon Bonaparte pada 1804 itu. Ada, di antaranya, komposer kenamaan Frederic Chopin. Juga penyanyi top era 1950-an Edith Piaf. Makam lain yang banyak menjadi jujukan peziarah adalah peristirahatan terakhir Oscar Wilde, penyair asal Irlandia yang meninggal pada 1900. Namun, seperti diakui Puel, di antara puluhan makam tokoh ternama itu, setiap kali peziarah masuk ke kompleks, yang pertama dicari dalam peta petunjuk selalu saja makam Morrison. Petunjuk dalam peta cukup jelas. Peziarah yang ingin mengunjungi makam Morrison tinggal mencari blok 6 nomor 30. Tak seperti makam lain yang ornamennya mewah dan indah, makam Morrison tergolong sederhana untuk ukuran seorang "diva". Hanya ada batu nisan persegi dengan tulisan James Douglas Morrison di tengahnya. Lalu foto kecil Morrison, beberapa karangan bunga, ”surat cinta” dari penggemar, serta bekas bakaran lilin yang ditinggalkan fans. Kalimat dalam bahasa Yunani Ton Daimona Eaytoy (Percaya pada Diri Sendiri) yang terpampang di nisan merupakan satu-satunya aksesori yang menghiasi makam sang bintang. Memang akan sangat aneh kalau makam seorang rocker simbol anti kemapanan sampai dipersolek secara berlebihan. Dan seandainya kelak makamnya benar jadi dipindahkan, Morrison setidaknya sudah ”pamitan” jauh sebelumnya. Seperti tergambar dalam petikan lagu Soul Kitchen di atas: Waktunya telah tiba//Sebaiknya aku pergi sekarang//Meski aku sebenarnya ingin terus di sini. (*/c9/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: