Keakraban Suporter Belgia dan Italia

Keakraban Suporter Belgia dan Italia

Keakraban Suporter Belgia dan Italia Bentrok suporter Inggris versus Rusia di Marseille menodai perhelatan Euro 2016. Tapi, tak semua seperti itu. Di Lyon, suporter Belgia dan Italia begitu akur dan bersenang-senang. HUJAN turun sejak pagi di Lyon (13/6). Sebentar reda, lalu deras lagi. Bahkan, dua jam menjelang pertandingan, Parc Olympique Lyonnais diguyur hujan deras. Syukurlah, menjelang pemanasan timnas Belgia dan Italia, cuaca mulai kondusif. Hujan sama sekali tak menjadi halangan bagi suporter untuk bersenang-senang. Di Bellecour, pusat kota Lyon, yang menjadi tempat fan zone berada, sejak pagi sudah menjadi ajang pesta. Warna merah kostum Belgia begitu mendominasi. Sudah sehari sebelumnya mereka meramaikan kota Lyon. Puncaknya adalah pada hari pertandingan. Sebagian di antara mereka menuju ke stadion yang berada di Decines, pinggiran kota Lyon. Bellecour terlihat begitu merah. Bellecour terkenal sebagai pusat kafe, restoran, dan bar. Sehingga pada siang hari dipenuhi oleh fans yang makan atau sekadar minur bir. Polisi terkonsentrasi di sana, selain di fan zone. Beberapa kali fans Belgia melancarkan provokasi. Bau bir begitu kencang di antara gerombolan fans yang memadati Place Bellecour dan Rue de la Barre. Sekitar seratus fans di antaranya berulangkali memprovokasi polisi. Mereka sengaja mengoper bola di antara mereka dan kemudian melepas tendangan ke arah polisi yang berjumlah puluhan. Merasa terus dipermainkan, akhirnya polisi memutuskan merebut bola yang ditendang ke arah mereka dan menyitanya. Saat itu suasana sempat sedikit panas, beberapa fans sudah mulai berancang-ancang menyerang. Beruntung, polisi bersikap defensif dan tetap tenang. ”Dalam situasi seperti ini, tugas kami agar tidak terjadi kekacauan. Kalau kami mudah terpancing, justru tidak akan menguntungkan. Apalagi setelah apa yang terjadi di Marseille beberapa hari lalu,” kata Aurelie Ducroux, polisi perempuan yang bertugas di Bellecour, kepada Jawa Pos. Dia menjelaskan, selama tidak melakukan perusakan, mengganggu suporter lain, atau menyerang polisi, maka instruksinya mereka tetap siaga. Dan, syukurlah hingga sore hari tidak ada insiden di Lyon. ”Ah, kami tidak berniat bikin kacau kok, hanya bersenang-senang,” kata Thibaut Weymans, salah seorang fans Belgia. Tak banyak terlihat fans Italia di Bellecour ataupun Hotel de Ville yang merupakan pusat kota Lyon. Bahkan, sepanjang perjalanan menuju ke stadion pada sekitar pukul 17.00 waktu setempat, tetap saja warna merah yang mendominasi kereta metro dan trem. Begitu tiba di stadion yang baru dipakai klub Olympique Lyon sejak Januari lalu tersebut, ternyata fans Italia sudah berkumpul di sana. Bahkan, pada akhirnya mereka lebih banyak saat berada di dalam stadion ketimbang suporter Belgia. Berbeda dengan suporter Belgia yang terlalu bersemangat, fans Italia santai. Beberapa fans Italia mengaku tak yakin timnya bakal menang. Sebaliknya, pendukung Belgia sangat optimistis. Ternyata, pada akhirnya Gli Azzurri – julukan Italia – yang membuat fans Belgia harus pulang dengan kepala tertunduk. ”Italia memainkan transisi yang bagus saat bertahan dengan 5-3-2, lalu membangun serangan dengan 3-5-2, dan saat kehilangan bola mereka jauh lebih baik ketimbang lawan,” kata David Trezeguet, mantan pemain Juventus dan timnas Prancis, setelah pertandingan. Fans Belgia sendiri, meski timnya kalah dan pulang dengan kepala tertunduk, sama sekali tidak bikin onar. Bahkan, di tribun selama pertandingan, banyak yang saling berbagi tribun dengan fans Italia. Tidak ada pembatas di antara tribun suporter Belgia dan Italia. Contoh yang baik buat fans tim lain. (*/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: