Kastil Versailles, Istana Megah dengan Sejarah Kelam di Prancis

Kastil Versailles, Istana Megah dengan Sejarah Kelam di Prancis

 Kastil Versailles, Istana Megah dengan Sejarah Kelam di Prancis Prancis mengalami masa-masa kelam pada abad ke-17.  Chateau de Versailles atau Kastil Versailles adalah bagian dari sejarah kelam tersebut. Bangunan megah seluas 101 hektar itu merupakan simbol monarki absolut di masa lalu. ‘’Kalau ke sana (Versailles) pas libur musim panas begini pasti ramai. Kalian tak akan nyaman,’’ demikian penjelasan Mathias Autret, resepsionis hotel tempat Jawa Pos menginap. ‘’Tempatnya juga sangat luas. Gak cukup satu atau dua jam.  Anda butuh sehari penuh untuk mengelilingi istana itu,’’ ujarnya. Kami mengabaikan saran tersebut. Rasa penasaran akan kemegahan istana yang pernah menjadi lokasi syuting film The Three Muskeeters itu mengalahkan segalanya. Dengan menggunakan kereta RER (kereta untuk jalur Paris dan wilayah pinggiran), kami menuju Versailles yang berada 25 kilometer sebelah barat daya Paris. Selama perjalanan, gerbong penuh sesak. Bahasa yang terdengar di dalam gerbong pun campur aduk.  Ada Spanyol, Belanda, Italia, Inggris, dan tentu saja Prancis. Setelah 20 menit perjalanan dan melewati beberapa stasiun kecil, kami tiba di Stasiun Versailles Rive Gauche. Ratusan penumpang langsung berhamburan keluar. Petugas stasiun pun kalang kabut mengarahkan penumpang yang ingin menuju Istana Versailles. Tak ada akses transportasi dari stasiun menuju kastil yang ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada1979 itu.  Turis yang menuju ke sana, harus melewati jalan kecil.  ‘’Tak jauh.  Paling hanya sepuluh menit,’’ ucap seorang petugas stasiun. Sepuluh menit berjalan kaki memang sedikit melelahkan. Tapi, kelelahan itu akhirnya terobati setelah dari kejauhan terlihat kemegahan Kastil Versailles.  Saran agar tidak berkunjung ke Versailles saat liburan musim panas pun ada benarnya.  Sebab, 200 meter sebelum memasuki pintu gerbang, ribuan turis sudah antre mengular.  Pemeriksaan di pintu gerbang makin menambah panjang masa tunggu sebelum memasuki istana yang dibangun Raja Louis XVI itu.  Nah, setelah menembus antrean panjang dan pemeriksaan barang, kami akhirnya bisa memasuki pelataran istana.  Simbol-simbol kemegahan dan ‘’penindasan’’ tergambar di kastil ini. Penindasan?  Ya, karena istana yang masa pembangunannya memakan waktu 40 tahun itu, melibatkan puluhan ribu pekerja.  Mereka mayoritas didatangkan dari negara-negara jajahan.  Ruang Raja Louis XVI merupakan destinasi favorit wisatawan.  Untuk memasuki ruangan ini, pengunjung harus membayar tiket 15 euro (sekitar Rp 225 ribu). Ruang Hercules dan Aula Kaca (Hall of Mirrors) paling banyak didatangi pengunjung.  ua ruangan ini bisa disewa untuk keperluan upacara pernikahan.  Tapi, pihak pengelola Istana Versailles juga tetap selektif memilih calon penyewa.  Buktinya, selebritis sekelas Kim Kardashian pernah ditolak saat hendak melangsungkan pernikahan dengan Kanye West.  Bosan mengunjungi ruangan Raja Louis XVI, pengunjung bisa langsung bergerak menuju kastil kediaman Ratu Marie Antoinette.  Jaraknya lumayan jauh. Sekitar 2 kilometer.  Kenapa raja dan ratu istananya terpisah ?  Konon, Marie yang berasal dari Austria sebetulnya tak mencintai suaminya.  Pernikahan mereka pun karena faktor politik.  Nah, untuk masuk ke kastil Antoinette, pengunjung harus kembali membayar tiket masuk EUR 10.  Dalam cerita-cerita dan di buku sejarah disebutkan, ratu yang meninggal di tangan algojo itu, semasa hidupnya gemar berpesta.  Gambaran itu terlihat di kastil Antoinette.  Lukisan-lukisan yang menggambarkan keseharian Antoinette saat berpesta dengan pejabat istana masih terpajang di sana.  Apakah hanya bangunan istana raja dan ratu saja yang menjadi daya tarik obyek wisata ini? Tentu saja banyak karena saking luasnya. Sebagaimana saran Mathias, wisatawan memang butuh waktu sehari penuh untuk menjelajahi kastil ini. (*/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: