Tak Dibelikan Motor, Siswa Mundur UN

Tak Dibelikan Motor, Siswa Mundur UN

Bupati Purbalingga Kesal Suasana Tak Nyaman CILACAP- Pelaksanaan UN SMP sederajat di Barlingmascakeb terbilang lancar. Namun, tetap saja ada kisah menarik yang terjadi dalam hajatan besar pendidikan tersebut. UNBK Ujian Nasional Berbasis Komputer (3)Di Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap, siswa salah satu SLTP di Kecamatan Majenang mengundurkan diri gara-gara tidak dibelikan sepeda motor. Bahkan,  dia tidak mau mengikuti Ujian Nasional (UN) yang dimulai Senin (9/5) kemarin. Informasi yang diperoleh Radarmas menyebutkan, pihak sekolah sudah melakukan pendekatan terhadap anak tersebut. Guru dan juga kepala sekolah bahkan turun tangan membujuk agar anak ini masuk kembali dan mengikuti proses UN. Namun, anak tersebut tetap tidak mau. Anak tersebut bukanlah satu-satu siswa di wilayah Komda Majenang yang mengundurkan diri. Pantia mencatat setidaknya ada 19 siswa dan berasal dari berbagai SMP ataupun MTs yang ada di Kecamatan Majenang, Cimanggu, Wanareja dan Dayeuhluhur. "Semuanya ada dua puluh tiga yang hari ini tidak masuk. Empat siswa karena sakit, sisanya mengundurkan diri, " ujar Kepala SMP N 1 Majenang, Ahmad Fatoni, Senin kemarin. Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji memastikan akan mengambil tindakan tegas jika ada pihak yang membocorkan soal ataupun jawaban UN. Pasalnya, pelaku dianggap merusak nilai kejujuran yang menjadi salah satu tolak ukur dalam pelaksanaan UN. "(Jika ada yang membocorkan), kita akan ambil tindakan tegas," ujarnya usai menghadiri pengajian di Desa Wringinharjo Kecamatan Gandrunmanggu. Sementara, dari Purbalingga saat pantauan di SMPN 1 Purbalingga, Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM mengeluhkan adanya pekerjaan bangunan yang tetap berjalan di sekolah tersebut. Dia menganggap pekerjaan bangunan di sebelah utara sekolah tersebut mengganggu kosentrasi siswa yang sedang mengikuti UN. Apalagi, bupati mendapati air buangan dari bangunan baru di sekolah tersebut mengucur deras ke sebelah ruang yang digunakan untuk pelaksanaan UN. "Suara air yang jatuh itu mengganggu kosentrasi siswa. Harus dihentikan itu," cetus bupati, disela-sela pantauan UN SMP sederajat yang dilakukan olehnya bersama Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Tri Gunawan S. Secara spontan bupati mengambil tempat sampah dan sapu, yang kemudian diletakkan di bawah kucuran air. Hal itu, dilakukan untuk mengurangi suara. Bupati semakin kesal karena hingga pantauan usai, suara kucuran air buangan dari bagunan baru masih terjadi. Bahkan, ada pekerja yang  menambah buangan air dengan mengepel air yang menggenang ke lubang buangan. Setelah diingatkan, baru pekerja tersebut menghentikan pekerjannya, serta menutup lubang dengan kain pel. Dari data yang diberikan Dindik Purbalingga, UN SMP sederajat di Kabupaten Purbalingga diikuti 14.685 siswa. Terdiri dari 7.120 siswa laki-laki dan 7.565 siswa perempuan. UNBK Dinilai Lebih Efektif Di Banyumas, hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK),  Senin (9/5) kemarin, berjalan lancar. Beberapa kekhawatiran gangguan seperti mati listrik tidak terjadi di lima sekolah yang melaksanakan UNBK. Kepala Dinas Pendidikan Purwadi Santoso mengatakan, berdasar pantauan di beberapa sekolah yang melaksanakan UNBK  dinilai cukup terkendali. Menurutnya, pelaksanaan UNBK juga lebih efektif dibanding dengan UN yang dilakukan secara manual. Bahkan peserta UNBK memiliki banyak waktu untuk kembali mengoreksi. "Hari pertama pelaksanaan UNBK cukup lancar. Tidak ada gangguan yang menghambat pelaksanaan UNBK. Semoga bisa terus lancar sampai Kamis besok," ujarnya. Dari data yang ada, ada 861 siswa dari lima sekolah yaitu SMP Negeri 1 Purwokerto (217 siswa), SMP Negeri 2 Purwokeerto (256 siswa), SMP Negeri 3 Purwokerto (238 siswa), SMP Susteran Purwokerto (103 siswa), dan SMP Nasional 3 Bahasa Putera Harapan (47 siswa). Untuk total peserta UN di Banyumas untuk jenjang SMP/MTs, tercatat sebanyak 25.935 siswa, dengan rincian, 20.444 peserta dari 150 (SMP), 5.491 peserta dari 50 (MTs), dan 33 peserta dari 3 SMP luar. "Sampai sore ini, kita belum dapat laporan berapa siswa yang tidak masuk di hari pertama UN untuk SMP/MTs ini," lanjut Purwadi. Meski demikian, dibalik suksesnya pelaksanaan UNBK di Banyumas, ternyata andil pemerintah untuk menyediakan sapras seperti komputer, dinilai masih minim. Pasalnya, pada pelaksanaan UNBK kemarin, beberapa peserta terpaksa menggunakan perangkat komputer atau laptop hasil pinjaman dari pihak sekolah, kerabat, hingga alumni. Kepala SMP Negeri 1 Purwokwokerto Sulistyaningsih mengaku untuk memenuhi kekurangan jumlah komputer, sekolah harus berjuang sendiri tanpa bantuan dari pemerintah. Dari total 217 siswa yang mengikuti ujian, sekolah harus menyediakan sekitar 74 unit komputer. Padahal sebelumnya, sekolah hanya memiliki 30 komputer. Wakil Bupati Banyumas, dr Budhi Setiawan mengatakan, ketersediaan komputer masih menjadi tanggung jawab masing-masing sekolah penyelenggara. Pihaknya juga mengakui tidak ada anggaran khusus dari APBD Banyumas yang dialokasikan untuk pengadaan komputer di sekolah-sekolah, khususnya di sekolah penyelenggara UNBK. "Kalau kekurangan komputer harus dibebankan pada APBD Banyumas jelas tidak sanggup. Sebab jumlah nominal yang dibutuhkan pasti sangat banyak dan tidak bisa jika hanya didanai dari APBD saja," katanya. (har/tya/bay/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: