Ratusan Anjing Dibantai Untuk Dimakan
Keberadaan sate jamu, sate guguk, wedhus balap, rica-rica jamu, sengsu dan aneka nama lain yang mengacu pada masakan berbahan dasar daging anjing sudah lama dikenal di Solo. Untuk menopang kelangsungan hidup warung-warung penyedia makanan berbahan dasar anjing itu sudah tentu ratusan anjing disembelih setiap hari di Solo untuk disajikan. Dalam sebuah penelitian yang dirilis dengan tajuk “Penelitian Sate Guguk Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta”, disebutkan bahwa untuk kawasan Kecamatan Pasar Kliwon saja, yakni salah satu kecamatan di Kodya Solo, pada tahun 2013 terdapat 6 warung sate guguk. Padahal Pasar Kliwon sendiri termasuk “kecil” dalam hal keberadaan warung daging anjing dibanding kecamatan lain di Solo. Di blog Adhitya Dwi Kurniawan disebutkan bahwa warung sate guk-guk di wilayah Kecamatan Pasar Kliwon tergolong minoritas dibandingkan warung sate guk-guk di kecamatan selain Pasar Kliwon yaitu Jebres, Laweyan, Banjarsari dan Serengan. Rata-rata di setiap kecamatan terdapat lebih dari 10 titik warung yang tersebar. Dalam pengamatan terakhir di sebuah warung di Kecamatan Jebres, dalam sehari warung itu menghabiskan 3-5 ekor anjing untuk disajikan ke konsumen. Degan hitung-hitungan kasar, maka jika ada 6 warung makanan daging anjing di setiap wilayah kecamatan di Solo, dengan jumlah anjing yang disembelih 4 ekor, maka dalam sehari sudah terdapat 120 ekor anjing yang disajikan untuk dimakan. Padahal seperti disebutkan bahwa sedikitnya ada 10 warung daging anjing di setiap kecamatan di luar Pasar Kliwon. Belum lagi, ada juga warung yang setiap hari menghabiskan sampai 6-8 ekor anjing. Artinya, jumlah anjing yang disembelih akan jauh lebih besar ketimbang sekadar 120 ekor anjing seperti disebutkan di atas. (*/nun)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: