3 Negara di Eropa Tak Siap Embargo Rusia, Jadi Pengganjal, Ukraina Kecewa

3 Negara di Eropa Tak Siap Embargo Rusia, Jadi Pengganjal, Ukraina Kecewa

Gandum dari salah satu kebun di kota Nikolaev, Ukraina Selatan. (Foto: Ngopibareng/Reuters) BRUSSEL - Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan bertemu Senin hari ini (30/5) untuk memberikan dukungan bagi Ukraina menangkis serangan militer Rusia. Namun, pertemuan tersebut dibayangi oleh kegagalan mereka menyepakati paket sanksi baru terhadap Moskow. Selama dua hari, para pemimpin Uni Eropa bertemu di Brussel, Belgia, untuk membahas cara terbaik membantu Ukraina setelah menjadi sasaran invasi Rusia. Para pemimpin blok 27 negara itu akan membahas bagaimana menangani dampak konflik seperti harga energi yang tinggi, kekurangan pangan yang akan datang dan kebutuhan pertahanan Uni Eropa. Kesimpulan awal pertemuan menunjukkan bahwa sementara Uni Eropa akan bermurah hati dengan dukungan verbal untuk pemerintah di Kyiv. "Setelah serangan Rusia ke Ukraina, kami melihat apa yang bisa terjadi ketika Eropa bersatu. Dengan pandangan ke KTT, mari berharap terus seperti ini. Namun, kini sudah mulai runtuh dan runtuh lagi," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, Minggu (29/5/2022). Yang paling nyata adalah dukungan politik para pemimpin untuk paket pinjaman Uni Eropa senilai 9 miliar euro, dengan komponen hibah kecil untuk menutupi sebagian bunga. Dengan paket pinjaman ini Ukraina dapat mempertahankan pemerintahannya dan membayar upah selama sekitar dua bulan. Namun demikian, keputusan baru akan dibuat nanti setelah Komisi Eropa membuat proposal tentang cara mengumpulkan uang. Paket sanksi keenam ke Rusia sebenarnya dirancang sejak awal Mei. Namun, para pemimpin Uni Eropa tidak mencapai kata sepakat untuk menyetujui paket keenam sanksi terhadap Moskow. Alasannya karena salah satu elemen - embargo pembelian minyak Rusia - tidak dapat diterima Hungaria dan bakal jadi masalah besar bagi Slovakia dan Republik Ceko. Elemen lain, seperti memutuskan hubungan Sberbank, bank terbesar Rusia, dari sistem pesan SWIFT, melarang penyiar Rusia dari Uni Eropa dan menambahkan lebih banyak orang ke daftar yang asetnya dibekukan dan yang tidak dapat masuk ke Uni Eropa. Semua elemen tersebut tertahan oleh kurangnya kesepakatan tentang larangan minyak. Rancangan kesimpulan KTT menunjukkan para pemimpin Uni Eropa akan mendukung pembentukan dana internasional untuk membangun kembali Ukraina setelah perang. Namun, tanpa perincian, dan ingin melihat kemungkinan penyitaan aset Rusia yang dibekukan untuk tujuan itu. “Masalah ini secara hukum sulit, jadi harus hati-hati,” kata pejabat Uni Eropa. Para pemimpin akan berjanji untuk mempercepat pekerjaan buat membantu Ukraina memindahkan gandumnya ke luar negeri ke pembeli global melalui kereta api dan truk. https://radarbanyumas.co.id/warning-as-rusia-berani-turun-ke-ukraina-perang-dunia-iii-akan-jadi-kenyataan/ Langkah ini diambil setelah angkatan laut Rusia memblokir rute laut yang biasa dan mengambil langkah-langkah untuk lebih cepat mandiri dari energi Rusia. Draf tersebut menunjukkan para pemimpin siap untuk mengeksplorasi cara-cara untuk mengekang kenaikan harga energi. Termasuk kelayakan memperkenalkan batas harga sementara, untuk memotong birokrasi dalam meluncurkan sumber energi terbarukan dan berinvestasi dalam menghubungkan jaringan energi nasional lintas batas. Lambannya Uni Eropa menjatuhkan sanksi membuat Ukraina terancam kecewa berat. (antara/lia/jpnn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: