Jubir Rusia di Indonesia, Dalang Perang Rusia Ukraina, AS NATO?
JAKARTA — Duta Besar Rusia Untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, buka- bukaan soal isu negaranya yang hendak menyerang Ukraina. Ia mengatakan Rusia tidak pernah berniat menyerang tetangganya itu. Ia menjelaskan isu ini muncul setelah dihembuskan Amerika Serikat (AS), NATO dan para aliansinya. Sebelumnya, Rusia diklaim intelijen Barat menyiagakan 100.000 lebih pasukan di perbatasan Ukraina dan disebut media AS akan menyerang bekas sesama Uni Soviet itu, Rabu (16/2/2022). “Semua histeria yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah ditargetkan untuk mengalihkan isu dari keamanan negara kami terkait Federasi Rusia. Kami melihat ekspansi NATO yang telah berjalan selama 30 tahun lebih dan kini infrastruktur NATO makin dekat ke perbatasan kami,” jelasnya dalam sebuah tayangan wawancara di CNBC Indonesia. “Pada situasi ini, Ukraina hanya dijadikan alat untuk mengobarkan informasi perang terhadap Rusia. Sementara negara kami tengah mengupayakan diplomasi, pihak Barat terus mengobarkan informasi perang dan menciptakan ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina.” Ia pun menyatakan pihaknya tidak ada niat untuk berperang melawan Ukraina. Ia mengakui ada ketegangan, tapi bukan Rusia yang menciptakannya. “Sebenarnya tidak ada yang terjadi dan kami tidak berniat untuk menyatakan perang terhadap Ukraina. Tolong jangan salah paham kami justru menganggap Ukraina sebagai saudara kami,” ujarnya. “Memerangi Ukraina adalah gagasan yang tidak masuk akal bagi kami.” Ia mengatakan hal yang menjadi fokus Rusia sebenarnya adalah AS dan NATO. Di mana aliansi Barat dianggap tidak memenuhi janjinya tidak melakukan ekspansi, sebagaimana perjanjian yang sudah dibuat dengan Rusia sebelumnya saat Uni Soviet pecah. Ia pun menuturkan bahwa NATO telah melakukan lima fase ekspansi. Dari tahun 1999 hingga 2020. “Kami khawatir Ukraina akan menjadi bagian Nato. Karena jika itu terjadi infrastruktur NATO akan semakin dekat dengan perbatasan kami,” katanya. “Dari pandangan kami, jelas ini menjadi ancaman.” Rusia pun, kata Vorobieva, sudah mengajukan proposal kepada Barat soal jaminan keamanan yang harus ditanda-tangani AS dan dikonfirmasi NATO. Namun sayangnya respons yang ada tidak memuaskan. https://radarbanyumas.co.id/rusia-kerahkan-jet-tempur-dan-pembom-strategis-jarak-jauh-ke-pangkalan-udaranya-di-suriah/ “Tapi dalam keadaan apapun, kami siap untuk melanjutkan dialog dan konsultasi. Karena menurut kami aksi militer bukanlah hal bijak untuk menyelesaikan krisis,” ujarnya. Sementara soal latihan militer dengan Belarus, Vorobieva mengatakan tujuannya seperti latihan militer pada umumnya, membangun kemampuan melindungi dan mempertahankan diri. Vorobieva juga menjelaskan tidak ada satu pun tentara atau tank negeri itu yang melintasi perbatasan Ukraina. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: