Iran Siapkan Aksi Balasan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto Istimewa JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan aksi balas dendam atas tewasnya ilmuwan nuklir terkemuka, Mohsen Fakhrizadeh dalam serangan bersenjata. Para pejabat Iran menuding Israel sebagai dalang di balik aksi pembunuhan tersebut. Khamenei juga menyatakan, akan tetap melanjutkan kegiatan 'ilmiah' usai kematian Mohsen. Menurutnya, hal itu untuk membalas mereka yang bertanggung jawab atas kejadian itu. https://radarbanyumas.co.id/trump-dikabarkan-beri-perintah-serang-iran/ "Untuk menindaklanjuti kegiatan ilmiah dan teknis martir Fahrizadeh di semua bidang di mana dia aktif," tulis Khamenei dalam cuitannya, Senin (30/11). "Ilmuwan nuklir terkemuka kami dalam pertahanan negara kami, Mohsen Fakhrizadeh dibunuh oleh musuh yang menindas. Pikiran ilmiwah yang langka ini kehilangan nyawanya karena karya ilmiahnya yang luar biasa. Dia kehilangan nyawanya untuk Tuhan dan pemimpin tertinggi. Tuhan maka menghadiahinya dengan besar," tulisnya lagi. Pernyataan sikap balasan juga diutarakan Presiden Iran Hassan Rouhani juga menyerukan akan membalas dan menunjuk Israel sebagai dalang di balik serangan itu. "Para pemikir dan musuh Iran harus tahu bahwa bangsa Iran dan pejabat yang bertanggung jawab di negara itu berani dan bertekad untuk menanggapi pembunuhan itu pada waktunya," kata Rouhani dalam pertemuan kabinet. Rouhani, menyebut pembunuhan itu dilakukan Israel karena negara Zionis putus asa dengan perkembangan persenjataan Iran. Nama Fakhrizadeh sudah disebut oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sejak 2018. Dia dicurigai sebagai menjadi dalang program rahasia senjata nuklir Iran. Selain Presiden Rouhani, Ketua Parlemen Iran mengatakan sudah waktunya bagi Teheran untuk membalas dendam atas pembunuhan ilmuwan itu. Diketahui, Fakhrizadeh merupakan kepala pusat penelitian teknologi baru di Garda Revolusi elite dan tokoh terkemuka dalam program nuklir Iran. Peringatan Iran nampaknya direspons serius oleh Israel. Media lokal Israel, N12 melaporkan pemerintah Israel mulai menginstruksikan seluruh kantor kedutaan mereka di seluruh dunia untuk siaga tingkat tinggi. Pejabat tinggi Iran mengatakan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh tewas dalam 'operasi kompleks' jenis baru, dengan menyalahkan badan intelijen Israel dan kelompok oposisi yang terasing. "Operasi itu sangat kompleks, menggunakan peralatan elektronik dan tidak ada yang hadir di tempat kejadian," kata sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Laksamana Ali Shamkhani, kepada TV pemerintah seperti dikutip AFP. Shamkhani menegaskan ada dugaan keterlibatan Mujahidin Rakyat Iran dengan rezim Zionis dan Mossad, merujuk pada Badan Intelijen Israel. "MEK 'pasti' terlibat, bersama dengan 'rezim Zionis dan Mossad'," pungkasnya. Sementara itu, jurnalis Iran, Mohamad Ahwaze, membeberkan penyelidikan sementara yang bocor. Melalui cuitannya, Ahwaze mengatakan bahwa pembunuhan Fakhrizadeh direncanakan dengan sangat matang. Selain sumber daya manusia, pembunuhan sosok arsitek nuklir Iran itu juga melibatkan bom berdaya ledak tinggi serta persenjataan jarak dekat. Fakhrizadeh terbunuh bersama tiga pengawalnya dalam perjalanan menuju tempat peristirahatan di luar Teheran pada Jumat lalu. Dia menggunakan mobil sedan antipeluru serta dikawal dua kendaraan lainnya. Di antara para eksekutor, kata sang jurnalis, merupakan penembak jitu yang beraksi dari sepeda motor. Menurut Ahwaze, 12 regu tembak yang merupakan tentara bayaran dikerahkan ke Kota Absard, sekitar 90 kilometer dari Teheran. Sementara 50 orang lainnya berperan menyiapkan logistik. Tim tersebut telah memata-matai Fakhrizadeh sejak lama, termasuk mengetahui bahwa setiap Jumat dia pergi untuk beristirahat ke daerah pegunungan. (der/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: