Satu Juta Dosis Kandidat Vaksin Covid-19 Siap Diluncurkan Maret oleh Jepang, Persaingan Dapatkan Vaksin Sang
ILUSTRASI. Istimewa JAKARTA – Usaha ilmuwan di tiap negara berupaya untuk menemukan vaksin untuk mengendalikan penularan Covid-19. Kali ini terobosan dilakukan oleh peneliti di Jepang yang siap memproduksi 1 juta dosis vaksin. Penelitian dilakukan oleh 14 mitra sektor swasta dan akademis di Jepang. Dilansir dari Science Times, Senin (29/6), peneliti bersiap meningkatkan kapasitas produksi mereka untuk vaksin Covid-19 dari 200 ribu menjadi satu juta dosis yang siap pada Maret tahun depan. Dipimpin oleh perusahaan biotek Jepang, AnGes, para peneliti meningkatkan rencana awalnya menjadi peningkatan lima kali lipat untuk memastikan vaksin cepat bisa dijangkau publik domestik Jepang. Pilihan itu diambil karena pasokan bahan baku untuk pembuatan vaksin sudah ditambah. Takara Bio, anggota serikat yang bertanggung jawab untuk produksi mengatakan, saat ini perusahaan memiliki peralatan untuk membudidayakan sekitar 200 liter prekursor vaksin. Materi tambahan akan diperkenalkan untuk meningkatkan kapasitas produksi maksimum hingga 3 ribu liter. Selain itu, subdivisi AGC dan Shionogi juga mengajukan diri untuk berkontribusi perantara untuk vaksin. AnGes sedang mengembangkan vaksin DNA yang akan memanfaatkan bahan genetik dari Coronavirus. Antibodi diharapkan terbentuk dari bahan genetik ini, yang akan berfungsi sebagai perlindungan dari Covid-19. Uji klinis untuk vaksin diharapkan akan segera dimulai. Selain Jepang, perusahaan farmasi di AS dan di seluruh dunia berusaha keras untuk mendirikan fasilitas untuk memungkinkan produksi massal vaksin Covid-19. Sebab tak mungkin bisa mengandalkan vaksin di satu negara saja. Perlombaan untuk mendapatkan vaksin sangat ketat. Seperti Moderna, sebuah perusahaan biotek AS sudah memulai uji klinis vaksin RNA-nya, berniat untuk menghasilkan satu miliar dosis setiap tahun. Sementara itu, kolaborasi oleh AstraZeneca dan University of Oxford di Inggris bertujuan untuk dua miliar dosis. Kedua belah pihak telah menerima dukungan keuangan dari pemerintah AS. Empat perusahaan di Jepang, termasuk Daiichi Sankyo dan Takeda Pharmaceutical, memiliki kemampuan untuk memproduksi vaksin tersebut. Pemerintah Jepang juga mendukung pengembangan vaksin dalam negeri. Baru minggu lalu, anggaran tambahan dikeluarkan lebih dari 200 miliar yen yang bertujuan mengembangkan vaksin. Selanjutnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Medis Jepang akan mendistribusikan sekitar USD 93,5 juta untuk pengembangan vaksin. Selain proyek AnGes, Shionogi juga bermitra dengan National Institute of Infectious Diseases untuk mengembangkan vaksin secara kooperatif. Mereka saat ini bertukar diskusi dengan pihak berwenang Jepang untuk memulai uji coba tahun ini. Selain itu, Daiichi Sankyo telah bekerja sama dengan Universitas Tokyo untuk mengembangkan vaksin juga. Dan pihak Mitsubishi Tanabe Pharma Kanada juga berencana untuk memulai uji klinis untuk vaksinnya pada bulan Agustus. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: