Bagaimana Korea Selatan Miliki Menu Sukses Pemilu Ditengah Pandemi

Bagaimana Korea Selatan Miliki Menu Sukses Pemilu Ditengah Pandemi

Mendagri Tito Karnavian bertemu dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom pada Senin (8/6). (FIN) JAKARTA - Indonesia harus belajar banyak dengan negara tetangga, apalagi menyangkut gelaran Pemilu di tengah wabah Virus Corona (Covid-19) yang terus menghantui rakyat di republik ini. Salah satu referensi negara yang dituju adalah Korea Selatan. Ya, untuk yang satu ini, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sendiri yang harus turun tangan. Secara detail mantan Kapolri ini mendapatkan masukan dari Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom. Dialog keduanya berlangsung satu jam lebih di Ruang Kerja Mendagri, Senin (8/6). Yang membedakan tahapan pemilihan di Korsel dan Indonesia adalah soal waktu. Korsel memulai sejak Januari, Februari, dan Maret. Padahal itu merupakan masa puncak pendemik Covid-19. Dan angka penyebaran tengah meningkat. ”Kita melihat setelah Cina, negara yang kemudian mengalami gelombang covid itu adalah Korsel. Tapi Korsel tetap melaksanakan pemilihan sesuai jadwal pemilunya yakni 15 April,” kata Tito. Keduanya juga berdiskusi terkait partisipasi masyarakat yang justru meningkat dalam Pemilu di Korea, tentu pelaksanannya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. ”Banyak masukan dan yang menarik tentang partisipasi publik. Pada tahun 1992 angka partisipasi tertinggi yaitu 96,6 persen, di tahun lalu 58 persen. Itu menarik karena berlangsung aman tanpa ada ledakan kasus Covid-19,” jelas Tito. Belajar dari pelaksaan pesta demokrasi yang sukses itulah, keduanya banyak berdiskusi bagaimana jalannya Pemilu dan pengamanan, serta protokol kesehatan ketat yang diterapkan pada saat Pemilu. Disamping itu, dukungan publik yang tinggi, juga menjadi salah satu elemen tingginya partisipasi masyarakat dalam Pemilu. Di Korsel sambung dia, saat pemilu petugas pemilihan dan pemilih menggunakan shield masker dan glove. Tidak ada yang menggunakan alat protektif seperti Alat Pelindung Diri (APD). Alat pelindung diri hanya digunakan untuk yang positif dan yang sedang di karantina. Baca Juga : Landmark Baru : Bundaran Gada Rujakpolo di Underpass Purwokerto Mulai Dikerjakan Baru KLB yang Beroperasi, Pembukaan Layanan Kereta Api di Stasiun Purwokerto Tunggu Kebijakan Pemerintah ”Nah ini kira-kira itu berapa gambaran umum dan beliau juga membuka kalau seandainya dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) atau dari Bawaslu ingin mendaptkan pengalaman langsung dari National Election Community KPU-nya Korsel. Beliau juga Duta siap untuk memfasilitasi, saya kira itu dari kami,” paparnya. Sementara itu, Kim Chang-Beom menjelaskan, Korsel menjadi salah satu negara yang berhasil dalam Pemilu legislatif. Ia pun berharap kesuksesan itu terulang pada pelaksanaan Pilkada Serentak yang akan digelar di Indonesia pada 9 Desember 2020. ”Ada beberapa poin dari pengalaman kami yang telah sukses menyelenggarakan Pileg pada tanggal 15 April lalu di negara kami. Penyelenggaraan Pemilu nationwide dan tanpa terjadi satu orang pun yang terkonfirmasi Covid-19 selama pileg kemarin,” kata Kim. Kesuksesan tersebut selain ditopang oleh protokol kesehatan yang ketat, juga karena kepercayaan publik lewat partisipasi masyarakat yang tinggi. ”Dan salah satu keberhasilan itu ditopang dari kesungguhan masyarakat untuk menjaga keamanan khususnya protokol kesehatan,” jelasnya. Dubes Korsel juga mengaku terkesan dengan pemaparan Mendagri. ”Saya mendengar beberapa berbagai persiapan yang sedang dilakukan. Kami menawarkan kerjasama kedepannya terkait penyelengaraan Pemilu ini,” imbuhnya. (fin/ful)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: