Bantuan Alquran Dukung Semangat Anak Rohingya Perdalam Ajaran Islam

Bantuan Alquran Dukung Semangat Anak Rohingya Perdalam Ajaran Islam

SITTWE – Kedatangan bantuan Alquran memberi harapan baru bagi Muhammad Hussein. Warga Desa U Yin Thar, Kota Sittwe, atau dalam bahasa Rohingya disebut Ambari fara, Akyab, itu mengaku amat bersyukur dengan bantuan Alquran yang tiba pada Sabtu (11/4). Hussein mengatakan, situasi sulit yang dihadapi etnis Rohingya membuat anak-anak kehilangan pendidikan. Bantuan Alquran, kata Hussein, membantu anak-anak Rohingya mempelajari pendidikan Islam. “Agama dan taklim merupakan cara agar hidup kami mengenal Allah. Semua orang tua dari para murid dan seluruh penduduk desa ini sangat senang,” kata ayah sembilan anak itu kepada relawan Aksi Cepat Tanggap. Anak-anak Hussein di antaranya sedang belajar tahfiz di Universitas Islam. Hal yang amat memperihatinkan bagi Hussein adalah pembatasan hidup yang dialami Rohingya. Hal itu mempersempit kesempatan anak-anak Rohingya dalam menimba ilmu. “Salah satunya adalah kami tidak memiliki ruang yang cukup untuk para murid di sekolah ketika kami mengajar, sehingga beberapa murid perlu pergi ke masjid untuk belajar bahasa Urdu dan Arab,” katanya. Ia pun berharapada bantuan madrasah dan guru untuk membantu perkembangan pendidikan anak-anak Rohingya di Sittwe. Hussein mengaku, setiap guru hanya bisa mengajar 30-35 siswa dan akan tidak efektif bila lebih dari itu. “Saat ini terdapat lebih dari 150 siswa sehingga kami dengan hormat memohon bantuan untuk dua guru lagi dan tunjangan untuk guru karena penduduk desa tidak mampu,” harapnya. Hal serupajugadisampaikan Shalom, masihsatudesadengan Hussein. Ia amat bersyukur dengan bantuan Alquran yang kali ini hadir untuk mereka. “Masya Allah, ACT mendistribusikan 100 Alquran kepada anak-anak kami di desa. Kami sangat berterima kasih kepada ACT Indonesia. Sebab adanya Covid-19, kehidupan di sini lebih sulit, terutama kekurangan pangandan kami akan mengalami kesulitan untuk iftar Ramadan,” aku Shalom. Selain akses pendidikan, masyarakat Rohingya juga masih mengalami sejumlah kendala, salah satunya fasilitas desa. Shalom dan Hussein menjelaskan, di masjid desa ada tiga pompa air untuk berwudu, namun dua di antaranya tidak berfungsi. Mereka pun berharap mendapatkan tangki pompa air baru menjelang Ramadan ini. Firdaus Guritno dari tim Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap menjelaskan, program-program bantuan untuk membersamai Rohingya di Myanmar atau pun di pengungsian Cox’s Bazar senantiasa diikhtiarkan. Bantuan terdiri dari pangan, kesehatan, hingga dukungan pendidikan, seperti mushaf Alquran ini. “Bantuan Alquran yang kami berikan pertengahan April ini merupakan hasil kerja sama dengan Kitabisa. Alquran kami berikan untuk anak-anak dari keluarga prasejahtera yang sebagiannya adalah anak yatim. Ke depan, kami juga akan terus berikhtiar mengajak sahabat dermawan untuk senantiasa membersamai saudara-saudara Rohingya,” pungkas Firdaus.[rdr/den]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: