737 Jatuh di Iran, 170 Penumpang Tewas

737 Jatuh di Iran, 170 Penumpang Tewas

TEHERAN – Setidaknya 170 penumpang dinyatakan tewas, dalam sebuah insiden jatuhnya pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines di Bandara Imam Khomeini di Teheran, Iran. Dikutip dari AFP, pesawat Ukraine International Airlines itu jatuh tak lama setelah lepas landas, Rabu (8/1) pagi waktu setempat. Pesawat itu mengangkut 176 orang, yang terdiri dari 167 penumpang, dan sembilan kru. “Sulit kemungkinan bahwa penumpang dalam penerbangan PS-752 masih hidup,” kata kepala Bulan Sabit Merah Iran kepada kantor berita ISNA. Sepuluh ambulans juga telah dikerahkan ke lokasi kejadian. Kepala Layanan Medis Darurat Iran Pirhossein Koulivand mengatakan, petugas darurat telah dikerahkan ke tempat kejadian, akan tetapi tindakan penyelamatan belum dapat dilakukan karena api masih terus berkobar. Belum diketahui penyebab kecelakaan itu. Dugaan sementara pesawat itu jatuh karena masalah teknis, meskipun ada kemungkinan lain mengingat ketegangan yang terjadi antara Iran dan AS. Layanan pelacakan penerbangan FlightRadar 24 mengatakan dalam sebuah tweet, bahwa jet tersebut telah beroperasi selama sekitar tiga setengah tahun. Menurut stasiun TV pemerintah Iran, seluruh penumpang dan kru pesawat meninggal dunia. Berdasarkan data Flihgtradar24.com, pesawat jatuh ketika berada di ketinggian 7.925 kaki. “Apinya begitu besar sehingga kami tidak dapat melakukan penyelamatan. Kami mempunyai 22 ambulans, empat bus ambulans dan satu helikopter di lokasi kejadian,” kata kepala layanan darurat Iran Pirhossein Koulivand kepada pihak stasiun TV Iran. Juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, Reza Jafarzadeh, mengatakan kepada stasiun TV tersebut bahwa jumlah penumpang yang berada di dalam pesawat sebanyak 170 orang. Sementara itu, Otoritas penerbangan Iran menyatakan telah menemukan dua kotak hitam pesawat Boeing 737 PS-752 milik maskapai Ukraina tersebut. “Dua kotak hitam pesawat Ukraina Boeing 737 yang jatuh pada pagi ini sudah ditemukan,” ungkap juru bicara otoritas penerbangan Iran, Reza Jafarzadeh seperti diberitakan kantor berita ISNA. Kendati demikian, pihak otoritas Iran memastikan tidak akan menyerahkan kotak hitam tersebut kepada Boeing (sebagai produsen) dan Amerika Serikat untuk keperluan penyelidikan. “Kami tidak akan memberikan kotak hitam itu kepada pabrikan (Boeing) dan Amerika,” kata ketua Organisasi Penerbangan Sipil Iran Ali Abedzadeh, seperti dikutip kantor berita Mehr. Menteri Luar Negeri Ukraina, Vadim Prystaiko mengonfirmasi 167 penumpang dan sembilan kru yang tewas dalam kecelakaan pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines berasal dari beberapa kewarganegaraan. Namun dipastikan tidak ada warga asal Indonesia dalam kecelakaan tersebut. “Sudah dicek tidak ada korban WNI,” jelas Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha. Dilansir Associated Press, secara rinci korban tewas terdiri dari 82 warga negara Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina (dua penumpang dan sembilan kru), 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman, dan tiga orang berkebangsaan Inggris. Pihak maskapai mengatakan mayoritas penumpang menuju ibu kota Ukraina, Kyiv untuk transit dan melanjutkan penerbangan ke negara tujuan. Seorang staf di bandara Boryspil, Kyiv mengatakan mayoritas penumpang merupakan mahasiswa Iran yang hendak kembali ke Ukraina setelah menghabiskan liburan musim dingin. Presiden Ukraine Internasional Airlines, Yevhen Dykhne mengatakan pihaknya menghentikan sementara jadwal penerbangan ke Teheran setelah kecelakaan tersebut. Ia juga menyebut pesawat yang jatuh di dekat lapangan di Iran itu sebagai salah satu armada terbaik. Dykhne mengatakan pihaknya belum dapat memastikan kapan batas waktu untuk penghentian penerbangan ke Teheran. “Itu [penerbangan PS-752] merupakan salah satu pesawat terbaik yang kami miliki, dengan awak yang luar biasa bisa diandalkan,” ungkap Dykhne. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memerintahkan upaya pemeriksaan menyeluruh untuk mencari penyebab kecelakaan, tak peduli hasil investigasinya. (der/afp/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: