Banjir Lumpuhkan Wisata Air Sungai Seine di Paris Croisieres pun Tak Bisa Lewat
Tak lengkap rasanya jalan-jalan ke Paris tanpa menikmati wisata air Sungai Seine. Sayangnya, banjir bandang yang melanda kota Paris akhir pekan lalu telah menghancurkan salah satu obyek favorit wisatawan tersebut. SEINE, sungai legendaris yang membelah Paris itu bisa dinikmati dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan naik kapal pesiar. Di sana banyak croisieres, alias kapal pesiar, yang siap mengantar wisatawan menjelajahi kota mode tersebut. Pastinya indah, sweet, romantis. Apalagi kalau berlayar bareng pasangan tercinta. Malangnya, Jawa Pos sendirian #eh. Panjang Sungai Seine mencapai 776 kilometer. Dengan aliran sepanjang itu, kapal wisata yang beroperasi di sungai tersebut bisa melintasi delapan obyek ikon kota Paris.Di antaranya Menara Eiffel yang menjadi titik start keberangkatan. Kapal lalu bergerak melewati Louvre, Jardin des Plantes, Champs-Elysées, St Germaint des Prés, Hôtel de Ville, Notre-Dame, serta Musée d’Orsay. Para pelancong cukup menyediakan EUR 15 (Rp 225 ribu) untuk bisa naik Batobus (sebutan untuk kapal wisata air). Bahkan, untuk anak-anak tarifnya hanya EUR 7. Kapal atau Batobus tersebut selalu singgah di lokasi turisme yang berdiri di sepanjang Sungai Seine. Nah, tolong disingkirkan dulu bayangan-bayangan indah yang sudah tergambar di benak soal indahnya menyusuri Seine dengan kapal. Sebab, banjir yang melanda kota Paris membuat pemandangan di Sungai Seine terlihat sunyi dalam beberapa hari terakhir. Sunyi ? Ya, di atas sungai memang tampak puluhan croisieres, yacht, maupun kapal-kapal boat yang telah disulap menjadi restoran terapung. Namun, kapal-kapal tersebut tak bisa beroperasi. ''Kami menunggu air surut. Belum tahu sampai kapan kapal-kapal ini bisa berlayar,'' kata Laurent Pionnier, salah seorang petugas bagian tiket Batobus yang beberapa hari ini mengaku harus menganggur. Pionnier menjelaskan, banjir memang membuat aktivitas wisata lumpuh. ''Kapal tak bisa melewati jembatan karena air sungai naik hingga enam meter. Bayangkan, padahal ada 32 jembatan yang dilewati kapal-kapal ini,'' ucapnya sedih. ''Ini bencana terburuk dalam 30 tahun terakhir. Mudah-mudahan air cepat surut. Jadi, Anda bisa menikmati wisata air,'' imbuh dia. Banjir tak hanya melumpuhkan wisata air di Sungai Seine. Namun, jalanan di tepian sungai yang biasanya ramai dilalui kendaraan, kini juga terlihat sunyi. ''Biasanya banyak turis yang jalan-jalan di pinggiran sungai. Penjual suvenir juga banyak di sana,'' tutur Pionnier. Pemandangan tepi sungai yang cantik itu tak lagi terlihat sejak akhir pekan lalu. Trotoar berbatu yang indah dan artistik di pinggiran sungai, kini tertutup oleh air berwarna cokelat. Pedestrian yang berada sejajar di tepi kiri dan kanan sungai, juga sudah tertutup oleh genangan. Jawa Pos sempat menyaksikan beberapa mobil yang tak sempat dievakuasi saat banjir. Mobil yang diparkir di jalanan pinggir Sungai Seine itu hanya terlihat atapnya saja. Sementara, bodi mobil semuanya terbenam di dalam air. ''Ya, biasanya kalau nggak ada banjir, tepian sungai itu bisa dilintasi mobil. Tempat itu biasanya juga dimanfaatkan buat joging,'' kata Andi Bau Kuneng, salah seorang staf KBRI di Paris. ''Kalau sekarang, jangankan mobil. Kapal saja gak bisa lewat,'' ujar Andi. Banjir terparah sejak 1960 itu memang membuat wajah Seine menjadi kumuh. Sampah dan puing-puing material kapal seperti kayu tampak mengapung di permukaan sungai. Pemandangan itu diperparah dengan kondisi air sungai yang berubah cokelat karena endapan lumpur. ''Anggap saja ini mungkin bukan rejeki kalian. Mau wisata sungai tapi pas ada banjir, hehehe,'' gurau Andi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: