Mengenal Lebih Dekat Komunitas Drone Banyumas

Mengenal Lebih Dekat Komunitas Drone Banyumas

Sebagian orang, pasti masih bertanya-tanya benda terbang yang sering terlihat saat acara-acara besar. Ya, pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan sebutan drone atau quadcopter, awalnya dirancang untuk keperluan militer. Namun seiring perkembangan jaman, drone menjadi salah satu gadget canggih untuk keperluan aerial photography atau fotografi udara. ALI IBRAHIM, PURWOKERTO komunitas-drone Drone atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sekilas memang seperti mainan. Namun fungsinya jauh dari itu, begitu pula peminatnya. Harganya yang masih belasan juta rupiah membuat orang jarang yang memiliki. Karena masih jarangnya pemilik drone itulah yang akhirnya mempertemukan para pemilik dan penghobi drone di kota Purwokerto. Dari situ pula lahir komunitas bernama Satria Drone. Koordinator Komunitas Satria Drone, Rare mengatakan, kumpul-kumpul sesama penghobi ini awalnya hanya iseng. Namun semakin banyaknya peminat, komunitas ini dibentuk sebagai wadah sesaama penghobi drone. "Berawal dari percakapan aktif pada grup-grup khusus penghobi drone seluruh Indonesia di medsos (media sosial). Kemudian para pemilik drone di Purwokerto sepakat untuk bertemu dan terbang bareng," jelasnya. Pertemuan perdana komunitas ini atau ngetrend istilahnya kopi darat (Kopdar), mereka lakukan di area GOR Satria Minggu pagi lalu. Mereka ikut meramaikan Car Free Day dengan memainkan drone. Dan hingga sekarang aktivitas itu tetap dilakukan oleh komunitas yang kini beranggotakan 20 orang. Komunitas Satria Drone baru terbentuk pada pertengahan 2016 ini. Anggota Satria Drone tak hanya tersebar di kota Purwokerto, tapi hingga Purbalingga dan Banjarnegara. Rare mengungkapkan, anggota komunitasnya memiliki latar belakang serta umur berbeda, mulai pelajar, mahasiswa, hingga pekerja. Ada yang karena hobi, ada juga yang karena pekerjaan yang memerlukan drone. ”Drone jenis Quadcopter (empat motor dan empat baling-baling) dan multirotor (banyak motor) mulai populer Indonesia sejak kampanye Presiden Jokowi beberapa tahun lalu. Memanfaatkan kamera drone, angle foto/video yang dihasilkan berbeda dan lebih menarik." kata Pemilik Drone merk Dji Phantom ini. Dibandingkan dengan pesawat remote control biasa, pemilik drone bisa lebih berkreasi. Drone untuk kelas profesional bisa diterbangkan tanpa harus selalu diawasi, juga bisa tetap stabil di udara dengan terbang menetap jika tidak digerakkan memakai Joystick Remote Control. Di samping itu, pemiliknya juga tidak perlu khawatir akan jatuh. Pasalnya, drone sudah dilengkapi dengan Global Position System ( GPS) dan teknologi Gyroscope (keseimbangan). Demikian pula jika tenaga baterai mau habis, drone akan turun secara otomatis dengan tenaga cadangan yang dimiliki dan kembali ke tempat awal di mana dia terbang. ”Namun, pemilik drone harus tetap waspada saat menerbangkan, khususnya dengan obstacle (rintangan) yang ada disekitarnya," kata dia. Berbeda drone, berbeda pula performa dan fiturnya. Biasanya, dari segi kamera untuk pengambilan gambar, maupun akses jangkauan radius terbang dan kestabilan, tergantung dari produk dan juga harga pastinya. Untuk drone dengan grade Toys atau mainan, kata Budi Gojavacam, Punggawa Satria Drone lainya, bisa dikendalikan dengan jarak maksimal 50 hingga 100 meter. Namun untuk grade hobi dan profesional bisa mencapai satu hingga lima kilometer. Jika lebih dari itu, maka akan kembali secara otomatis. Durasi terbangpun berbeda. Jika grade toys hanya bekisar 5-10 menit, grade hobi/profesional bisa mencapai 30 menit. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: