Ferrari Start, Mercedes Ending
[caption id="attachment_102383" align="aligncenter" width="100%"] KECEWA: Tatapan mata Rio Haryanto tampak menunjukkan ekspresi sedih. Sebab, dia terpaksa out dari GP Australia akibat mobilnya mengalami kebocoran oli pada drive shaft. F-Bobby Arifin/Jawa Pos[/caption] Mampu Bersaing, Rio Stop Karena As Roda LAPORAN Azrul Ananda, Candra Kurnia, Bobby Arifin, dari Melbourne MELBOURNE- Lomba pertama Formula 1 2016 kemarin (20/3) berawal dengan harapan luar biasa, khususnya bagi penggemar Ferrari. Pasangan Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen mampu melakukan start spektakuler, melaju 1-2 di akhir putaran pertama. Namun, pada akhirnya, Grand Prix Australia berakhir dengan "skenario normal". Duo Mercedes melenggang, menyelesaikan lomba 57 putaran itu pada urutan 1-2. Nico Rosberg meraih kemenangan, diikuti juara bertahan dunia Lewis Hamilton. Vettel hanya mampu finis di urutan ketiga, diikuti jagoan tuan rumah Daniel Ricciardo (Red Bull-TAG Heuer). Sebenarnya, Mercedes sudah menunjukkan keunggulan kecepatan mutlak di babak kualifikasi Sabtu lalu (19/3). Lewis Hamilton merebut pole position ke-50 dalam karirnya, diikuti Rosberg. Setelah start pertama dibatalkan karena mobil Daniil Kvyat (Red Bull) mogok, sebenarnya tidak ada ekspektasi besar untuk mengalahkan duo Mercedes itu di garis start. Ternyata, Vettel mampu melakukan start istimewa. Menyelinap di antara Hamilton dan Rosberg, memimpin di tikungan pertama. Ketika Hamilton dan Rosberg mencoba "menata posisi", Raikkonen menyelinap ke urutan kedua. Posisi itu terus bertahan hingga belasan putaran, dari 57 yang dijadwalkan. Memberikan harapan bagi para penggemar Kuda Jingkrak, Ferrari bisa mencuri Grand Prix Australia. Situasi berubah drastis pada putaran ke-17. Kecelakaan spektakuler terjadi, Fernando Alonso (McLaren-Honda) menabrak bagian belakang mobil Esteban Gutierrez (Haas-Ferrari), lalu salto di udara. Kedua pembalap tidak apa-apa, walau mobil Alonso hancur. Karena kondisi lintasan penuh serpihan mobil, lomba pun dihentikan dulu (red flag). Semua peserta harus parkir berurutan di jalur pit. Dalam 20 menit "masa istirahat" itu, Mercedes melakukan strategi jitu. Yakni, mengganti ban Pirelli di mobil Rosberg dan Hamilton dengan jenis medium. Setelah itu, keduanya akan dipaksa melaju tanpa pit stop hingga akhir lomba. Sementara Ferrari masih menggunakan ban supersoft (paling lunak tersedia di Australia), harus melakukan minimal satu kali lagi pit stop. Sejak saat itu, Ferrari tinggal menunggu momen kekalahan. Vettel mencoba melaju secepat mungkin, tetapi tidak mampu meninggalkan Rosberg karena ban supersoft-nya cepat tergerus. Vettel pun masuk pit pada putaran ke-35. Grand Prix Australia resmi milik Mercedes setelah itu. Kimi Raikkonen tidak mampu membantu, mobilnya mengalami masalah, lalu sempat terbakar saat kembali ke pit. "Kami tidak menyangka mereka (Mercedes, Red) mengganti ban yang paling keras dan mencoba melaju hingga akhir. Kami telah tampil agresif. Semoga di kesempatan berikutnya kami bisa berhasil," kata Vettel setelah lomba. Sedangkan Rosberg menyatakan senang bisa meraih kemenangan. Walau Mercedes tampak "menyeramkan", dia terus mengingatkan bahwa persaingan masih akan berlangsung seru dalam lomba-lomba ke depan. "Ini awal yang sempurna. Tetapi, kami harus terus mengawasi para pembalap yang berbaju merah (Ferrari, Red)," ucapnya. Strategi Mercedes kemarin memang hebat. Tetapi, yang lebih jitu lagi adalah strategi tim baru asal Amerika Serikat Haas-Ferrari. Kebetulan belum masuk pit saat tabrakan Alonso-Gutierrez terjadi, Romain Grosjean praktis mendapat "pit stop gratis" saat lomba dihentikan. Dia memasang ban medium, lalu terus melaju hingga finis seperti pasangan Mercedes. Hasilnya? Grosjean mampu bertahan di urutan keenam, meraih sepuluh poin, dan itu adalah poin pertama Haas di F1. Hasil yang spektakuler! "Ini adalah sebuah kemenangan buat kita. Luar biasa untuk semuanya!" teriak Grosjean via radio setelah melintasi garis finis. Sementara itu, kabar buruk melanda pembalap pertama Indonesia di F1. Rio Haryanto harus memarkir mobilnya saat red flag karena ada masalah pada as roda. Padahal, sebelum itu, dia tampil sangat tenang, tidak membuat kesalahan, dan mampu bersaing dengan semua pembalap di depannya. Saat diwawancarai media, Rio mengatakan sedih tidak bisa menyelesaikan lomba. Tetapi, dia mampu melakukan start yang baik dan sebenarnya sangat menikmati lomba pertamanya di F1. Secara keseluruhan, seri pembuka 2016 berlangsung penuh aksi. Walau Mercedes finis 1-2, tetap ada harapan Ferrari bisa mengganggu, bahkan mengejar di seri-seri selanjutnya. Masih ada 20 lomba pada musim 2016 ini, yang kedua diselenggarakan di Bahrain, 3 April mendatang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: