Hanya Drama Yang Hentikan Marquez
SAXONY- Sebagai pemuncak klasemen pembalap MotoGP saat ini, posisi rider Repsol Honda Marc Marquez belum aman betul. Poinnya terpaut 24 angka dari Jorge Lorenzo (Movistar Yamaha) di posisi kedua. Di GP Jerman akhir pekan ini kesempatannya untuk melarikan diri dari para rivalnya terbuka sangat lebar. Motor Honda begitu bersahabat dengan sirkuit sepanjang 3,700 kilometer itu. Sejak 2009 RC213V tanpa tandingan. Bahkan bersama Marquez, tiga tahun belakangan, kemenangan itu disempurnakan sejak dari start melalui pole position. Kondisi tahun ini memang berbeda. Dengan paket regulasi ban baru Michelin plus penggunaan ECU standar, semua rider masih harus meraba-raba mencari setingan terbaik untuk hari Minggu. Namun tren positif yang dicatat Marquez dalam beberapa balapan terakhir menunjukkan bahwa motornya mulai nyaman ditunggangi. Rider 23 tahun tersebut memutuskan untuk bertahan dengan chassis 2014 ketika dia merengkuh gelar juara untuk kali kedua. Chassis 2015 melemparkannya tiga kali dari lomba. Sedangkan chassis 2016 hanya dijajalnya sebentar di awal musim, kemudian ditinggalkannya juga senasib dengan versi 2015. Dengan kembalinya Si Semut Merah- julukan Marquez- ke tampuk pimpinan klasemen pembalap, konfidensinya kini sedang berada di puncak. Ketenangan dalam membalap juga menjadi modal besar bagi Marquez untuk bertarung dengan para rivalnya. Marquez yang sekarang tak berapi-api seperti dua tahun lalu. Selalu ingin memenangi balapan. Dia hanya ingin tak kehilangan poin di setiap balapan agar asa merebut gelar juara ketiganya tak kandas di tengah jalan. ''Kami belajar dari musim-musim sebelumnya dan memperlakukan musim ini balapan demi balapan. Berusaha untuk siap (menghadapi setiap kondisi) dan menciptakan peluang sebesar-besanya dari situasi yang ada,'' ucap Marquez dilansir situs resmi MotoGP. Ucapannya itu merujuk pada balapan basah di Assen, Belanda dimana dia menahan diri untuk tidak bertarung dengan Jack Miller (Marc VDS) dan memilih mengamankan 20 poin dengan finis kedua. Rasanya tidak ada yang bisa menghalangi Marquez untuk pulang dari Sachsenring dengan kepala tertunduk karena kehilangan posisi puncak klasemen. Kecuali satu skenario. Yaitu dia hanya mengemas nol poin dan Lorenzo memenangi balapan. Itupun selisihnya hanya satu poin. Marquez memang tidak bisa memenangi banyak balapan seperti 2014 silam, namun konsistensinya bisa menghadang para rivalnya yang di atas kertas lebih unggul secara teknis. Bahkan ketika dia crash di Le Mans 8 Mei lalu, dia tetap bisa kembali membalap dan menyelamatkan perolehan poinnya. Menambah dominasi Honda, Daniel Pedrosa juga mencatatkan enam kemenangan di Sachsenring sepanjang karirnya. Yang terakhir terjadi pada 2012. Saat ini di menghuni posisi keempat klasemen dengan dua podium sejauh ini. ''Aku punya kenangan sangat indah di sana. Kami akan mencoba yang terbaik dari pelajaran yang kami dapat di beberapa balapan sebelumnya. Dengan bekal rekor bagus di Jerman Honda akan datang dengan modal lebih besar ketimbang rivalnya. ''Sachsenring adalah trek yang sangat bagus untuk dan aku menyukainya. Mungkin karena trek ini memiliki banyak tikungan ke kiri, seperti arena dirt track!,'' katanya. GP Jerman juga menjadi satu balapan lain dimana cuaca bakal menjadi faktor penting. Kondisi mudah berubah. Sejauh ini prediksi cuaca menyebutkan balapan Minggu (17/7) akan berlangsung kering. Sedikit hujan akan terjadi sesi latihan bebas hari pertama.(cak)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: