Berjalan 27 Match, Poin Ketat, Juara BRI Liga 1 2021-2022 Bisa Ditentukan di Pekan Terakhir
Samsul Arif, pencetak gol kemenangan Persebaya atas Arema FC (23/2), dipeluk Bruno Moreira (kiri) dan Taisei Marukawa. (Riana Setiawan/Jawa Pos) BRI Liga 1 2021–2022 telah berjalan 27 match. Tujuh pekan menjelang akhir musim, ada lima tim yang memiliki peluang menjadi juara. Mereka adalah Bali United, Arema FC, Bhayangkara FC, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya. Mantan pelatih Persija Jakarta Sergio Farias memprediksi perebutan gelar juara Liga 1 akan berjalan sangat ketat. Sebab, saat ini kelima tim memiliki perolehan poin yang sangat dekat. Melihat peta persaingan itu, pelatih berkebangsaan Brasil tersebut memprediksi juara Liga 1 baru bisa dilihat pada akhir musim. ”Namun, di antara lima tim yang sedang bersaing memperebutkan gelar juara, saya menjagokan Arema FC dan Bali United,” tutur mantan pelatih Suphanburi FC tersebut kemarin. Menurut Farias, kedua tim sama-sama mampu bermain konsisten. Arema FC misalnya. Sebelum kalah 0-1 oleh Persebaya, Singo Edan –julukan Arema FC– belum tersentuh kekalahan dalam 23 laga beruntun. Begitu pula Serdadu Tridatu –julukan Bali United. Mereka saat ini belum tersentuh kekalahan dalam 10 pertandingan berturut-turut. ”Kedua tim sangat stabil. Untuk menjadi juara, sebuah tim sepak bola harus bermain konsisten,” tegas Farias. https://radarbanyumas.co.id/persibangga-kembali-ikut-liga-3/ Berbeda dengan Farias, pelatih kawakan Iwan Setiawan menjagokan Persebaya. Menurut pelatih yang kini mengarsiteki tim Liga 3 Serpong City FC itu, kalau bermain dengan top performance, Green Force –julukan Persebaya– bisa menjadi tim terbaik di Liga 1. Hal itu tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin pelatih Aji Santoso. Samsul Arif, pencetak gol kemenangan Persebaya atas Arema FC (23/2), dipeluk Bruno Moreira (kiri) dan Taisei Marukawa. (Riana Setiawan/Jawa Pos) Berbeda dengan Farias, pelatih kawakan Iwan Setiawan menjagokan Persebaya. Menurut pelatih yang kini mengarsiteki tim Liga 3 Serpong City FC itu, kalau bermain dengan top performance, Green Force –julukan Persebaya– bisa menjadi tim terbaik di Liga 1. Hal itu tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin pelatih Aji Santoso. ”Saya tahu coach Aji. Beliau adalah salah satu pelatih terbaik yang punya integritas kuat ke para pemain,” tutur mantan pelatih Persela Lamongan itu. Hanya, lanjut Iwan, Persebaya musim ini terkadang tidak stabil. Performanya fluktuatif. ”Kadang bagus, kadang jelek. Menurut saya, permasalahannya mungkin mental,” ungkap mantan pelatih Persebaya itu. Iwan juga menilai Persebaya kerap kesulitan jika bertemu tim yang peringkatnya berada di bawah. Misalnya saat bertemu Laskar Joko Tingkir –julukan Persela– dan Persipura Jayapura. Saat melawan Persela, Persebaya dipaksa bermain imbang 2-2. https://radarbanyumas.co.id/miris-sepakbola-indonesia-polda-jatim-tetapkan-5-tersangka-dugaan-pengaturan-skor-liga-3/ Lalu, Green Force kalah 0-2 saat bertemu Mutiara Hitam –julukan Persipura. ”Ini kembali pada mental para pemain,” pungkas Iwan. (fiq/c17/ali/JAWAPOS/TTG)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: