Adios "Si Tangan Tuhan", Argentina Tiga Hari Berkabung
Penghormatan ke Maradona. Foto Istimewa SAN ANDRES – Adios Diego Armando Maradona. Legenda sepakbola asal Argentina itu tutup usia di usia 60 tahun, Rabu (25/11) malam WIB. Dia meninggal di kediamannya di San Andres, karena serangan jantung. Menghormati jasa Maradona yang telah mengharumkan Argentina di ajang Piala Dunia, Negeri Tango pun memutuskan tiga hari sebagai masa berkabung. Ossie Ardiles, rekan mantan pelatih Timnas Argentina itu, mengatakan Maradona adalah sosok pria yang jauh dari kata normal. Hal ini terkait dengan kehidupan pribadinya, yang tidak pernah lepas dari sorotan kamera, bahkan sedari masa kecilnya. https://radarbanyumas.co.id/serangan-jantung-diego-maradona-meninggal-dunia/ “Menjadi seorang Maradona itu sangatlah indah. Namun di sisi lain, hidupnya juga tidaklah mudah. Dari usia muda, dia sudah menjadi sorotan media. Dia tidak pernah memiliki masa kecil yang normal, demikian pula di masa remajanya. Semua orang ingin menjadi dirinya, semua orang ingin tahu segala sesuatu tentangnya. Pada akhirnya, sulit menjadi seorang Maradona,” kata Ossie Ardiles seperti dikutip FIN dari BBC, Kamis (26/11). Rival abadi Pele itu, tidak hanya berprestasi di ajang internasional. Bersama Barcelona di Spanyol, dan Napoli di Italia, pesepakbola berpostur gempal itu, sukses membawa tim yang dibelanya, menjuarai berbagai kompetisi. Jika bicara popularitasnya, tidak hanya di Eropa, namun juga seluruh dunia. Menurut Ardiles, pembuat gol Tangan Tuhan itu adalah bak seorang dewa. “Dia akan selalu dikenang sebagai pesepakbola jenius. Kita bisa melihatnya dari daya tarik yang ditawarkan Maradona. Bahkan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sekalipun, tidak akan pernah berada di level yang sama (jika bicara popularitas sang pemain di masa lalu). Dia adalah Maradona Si Fenomena, (legendanya) akan hidup selamanya,” tutur eks pemain Tottenham Hotspur itu mengenang sang legenda. Tidak hanya Ardiles, nama-nama hebat dalam sejarah sepakbola Modern, seperti pelatih Manchester City Pep Guardiola, pun mengagungkan sang idola dalam tributnya. Pria yang juga eks pelatih Barcelona itu, menyebut sosok Maradona sebagai ‘pesepakbola yang mengubah sepakbola menjadi lebih indah”. “Saya pernah melihat sebuah spanduk di Argentina setahun lalu. Spanduk itu bertuliskan ‘(Kami) tak peduli dengan apa yang kau lakukan dengan hidupmu (Maradona). Namun yang penting bagi kami adalah, jasa mu terhadap (terhadap Timnas Argentina) dan hidup kami,” kata Pep Guardiola terkesima, oleh efek seorang Maradona kepada pecinta sepakbola. Sebelum ini, tepatnya di awal November 2020, Maradona sempat berjuang dengan hidupnya. Lewat operasi otak, rival abadi Pela itu mampu diselamatkan dari kondisi kritis. Pada kesempatan lain, tepatnya di tahun 2018 lalu, ia ditemukan tak sadarkan diri, saat gelaran Piala Dunia Rusia tengah berlangsung. Sementara pada 2019, ia lagi-lagi berurusan dengan tim dokter, setelah mengalami pendarahan pada bagian perutnya.(ruf/gw/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: