Revitalisasi La Roja Ala Lopetegui

Revitalisasi La Roja Ala Lopetegui

0 Israel vs Spanyol 1 JERUSALEM – Spanyol menebalkan statusnya sebagai salah favorit kampiun Piala Dunia 2018 mendatang. Bersama Jerman, Inggris, dan Belgia keempatnya lolos ke Rusia musim panas tahun depan tanpa menelan kekalahan di ajang kualifikasi. Kemarin (10/10) La Roja menaklukkan tuan rumah Israel pada matchday pamungkas grup G dengan menang 1-0. Tambahan tiga angka kemarin membuat Spanyol melenggang ke Rusia dengan poin 28 diantara sepuluh laga yang dijalani. Dari nilai maksimal di babak kualifikasi, 30 poin, juara dunia 2010 itu cuma hilang dua angka ketika imbang lawan Italia 1-1 September tahun lalu. Capaian istimewa lainnya dari Spanyol adalah tak pernah kalah dalam enam kualifikasi Piala Dunia, 1998 sampai 2018. Terakhir menelan kekalahan terjadi di kualifikasi Piala Dunia 1994 atau ketika Spanyol takluk 0-1 oleh Denmark pada 1993 lalu. Seperti diberitakan Marca kemarin (10/10) entrenador Spanyol Julen Lopetegui mengatakan timnya bermain brilian di ajang kualifikasi ini. Berbanding lurus dengan performa apik Spanyol di ajang kualifikasi ini, Lopetegui menyamai rekor mantan pelatih Spanyol Luis Aragones. Yakni tak pernah kalah dalam 14 laga perdananya. Aragones mencatatkan delapan menang dan enam imbang. Sedang Lopetegui makin sangar dari Aragones. Yakni 11 menang dan tiga seri. “Agregat gol kami sangat fantastik. Lantas kemudian apakah kami akan masuk unggulan atau tidak di Piala Dunia mendatang, kita akan saksikan bersama-sama,” tutur Lopetegui. Kalau mengaca rangking FIFA hingga 14 September lalu, Spanyol ada di posisi 11 dunia. Namun dengan kegemilangan di ajang kualifikasi ini tentu akan mengatrol rangking Sergio Ramos dkk. Sampai dengan kemarin (10/10), tiga besar tim dengan agregat gol terbaik adalah Jerman (21 gol), Spanyol (14 gol), dan Swiss (14 gol). Agregat Swiss sendiri masih bisa berubah setelah hasil lawan Portugal dini hari tadi (11/10). Nah, ketika Lopetegui memegang kendali timnas Spanyol pada 21 Juli 2016 menggantikan Vicente Del Bosque banyak yang mengangkat alis juga mengernyitkan kening atas pilihan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) tersebut. Padahal di even terakhir Del Bosque, Piala Dunia 2014, Spanyol tampil memalukan. Yakni tersisih di fase grup. Sosok Lopetegui dianggap kurang kapabel buat menahkodai juara dunia satu kali juga kampiun Euro tiga kali itu. Pria berusia 51 tahun itu menanjak namanya berkat kesuksesan di level junior. Yakni membawa Spanyol U-19 juara pada 2012 serta Spanyol U-21 juara 2013. Kemudian berbekal kecakapan di level junior ini, Lopetegui kemudian memadukan pemain senior-junior di tubuh timnas. Bekas anak buahnya di level junior seperti David De Gea, Isco, Dani Carvajal, Thiago Alcantara, Nacho Fernandez, dan Alvaro Morata sudah bisa menjadi sandaran di level senior. Hal lain yang membut Lopetegui sosok yang disenangi di ruang ganti adalah tidak lagi mengutamakan poros Real Madrid-Barcelona sebagai langganan timnas. Pemain-pemain di luar kedua raksasa Spanyol itu selama mereka menunjukkan prestasi di level klub, maka akan dipanggil dan diberi kesempatan tampil. Gelandang Spanyol Isco kepada EFE mengatakan hasil sempurna kemarin sangat penting bagi Spanyol. Karena hasil itu mengangkat konfidensi timnya menuju Rusia. “Kami sudah memastikan kelolosan ke Piala Dunia pada laga sebelumnya. Namun kemenangan di laga pamungkas membuat kami yakin pada Piala Dunia 2018 kami bisa berbicara lebih banyak,” kata pemain 25 tahun tersebut. (dra/tom)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: