PSG Bisa Kembali Mendominasi

PSG Bisa Kembali Mendominasi

KLAGENFURT – Musim Ligue 1 bakal dimulai Sabtu pekan depan (13/8). Namun, tanda-tanda Paris Saint-Germain (PSG) bakal kembali mendominasi sudah terlihat sangat jelas ketika mereka menggebuk Olympique Lyon 4-1 di Worthersee Stadion dinihari kemarin (7/8). Gol-gol PSG dicetak oleh Javier Pastore (9'), Lucas Moura (20'), Hatem Ben Arfa (34'), dan Lyvin Kurzawa (54'). Sementara Lyon hanya bisa memperkecil skor melalui Corentin Tolisso empat menit sebelum bubar. TENGAH- Kemenangan ini tidak hanya membuat PSG menikmati gelar keempat beruntun, ataupun menyamai raihan yang diciptakan Lyon 2002 silam sebagai tim yang mampu mencetak tiga gol atau lebih di babak pertama. Lebih dari itu, ini menjadi kesuksesan bagi entraineur Unai Emery. Dia mampu membawa PSG melewati ”transisi”. Maklum saja, dia dihadapkan pada berbagai tantangan. Selain hengkangnya sang mesin gol Zlatan Ibrahimovic, skuadnya juga terbilang compang-camping kala menghadapi Lyon. Selain kapten Thiago Silva dan Edinson Cavani yang mengalami cedera, pemain seperti Marquinhos harus mengikuti tugas negara memperkuat Brasil di Olimpiade. Dengan cerdas, Emery melakukan beberapa penyesuaian terhadap skuadnya dalam formasi 4-2-3-1 yang diusung. Pressing memang menjadi senjata utama yang ditekankan kepada seluruh penggawa Les Parisiens, sebutan PSG. Namun, Emery menambahkannya dengan memberikan tugas tambahan kepada duo holding midfielder Benjamin Stambouli-Thiago Motta agar menopang Javier Pastore sebagai pengatur serangan. Mereka bertiga didukung oleh kecepatan fullback Layvin Kurzawa yang aktif membantu serangan dari sisi kiri. Selain itu, posisi Ben Arfa pun bisa lebih luwes dengan bertindak sebagai penyerang tengah maupun pembuka serangan bagi Angel di Maria dan Lucas Moura. Dengan strategi ini, Emery pun tidak perlu dipusingkan dengan cedera ataupun skorsing yang diterima oleh pasukannya itu. Filosofi yang dibangun ini tidak hanya membuat permainan PSG lebih dinamis. Namun juga sukar ditebak. Sebab, mereka bisa tiba-tiba merubah tempo dari yang semula lambat menjadi cepat. Inilah yang membuat Di Maria mengaku nyaman dan memuji racikan strategi dari Emery. ”Kami bisa menekan dengan lebih bagus, serta menyerang dengan lebih cepat,” ucap Di Maria kepada ESPN. ”Pelatih memang meminta lebih dari kami semua. Namun, hal itu terbayar tuntas dengan trofi pertama,” lanjut eks winger Real Madrid berjuluk El Fideo alias Mie tersebut. Tidak hanya Di Maria, owner PSG, Nasser Al-Khelaifi menyebut bahwa eks entrenador Sevilla yang telah mengoleksi tiga gol tersebut sosok yang tepat bagi timnya. Tidak hanya melanjutkan dominasi yang telah terjalin selama empat musim terakhir. Al-Khelaifi juga optimis Emery bisa membawa tim ibukota Prancis itu melaju lebih tinggi di Liga Champions. Sejauh ini, penampilan terbaik Thiago Silva dkk selama Al-Khelaifi mengakuisisi PSG lima musim yang lalu barulah sebetas perempat final. Taipan asal Qatar berusia 42 tahun itu menjelaskan bahwa Emery telah memberikan banyak hal detail kepada organisasi serangan PSG. ”Kami melihat bahwa di Liga Champions, detail seperti inilah yang kami butuhkan untuk melangkah lebih jauh,” tutur Al-Khelaifi kepada beIN Sport. ”Emery telah bekerja keras mewujudkannya,” imbuh owner yang juga mantan pemain tenis. Emery sendiri berkata bahwa dia melihat masih ada beberapa evaluasi teknis yang perlu dilakukan PSG dalam sepekan mendatang. ”Namun, aku bangga dengan kemenangan ini dan juga timku,” ujar pelatih asal Basque berusia 44 tahun tersebut seperti dilansir ESPN. Emery menguraikan, kunci kesuksesan pasukannya adalah kecepatan mereka dalam melakukan serangan balik meski Lyon mendominasi laga dengan penguasaan bola yang mencapai 58,7 persen. ”Semua itu dicapai berkat kerja keras selama agenda pramusim. Malam ini (kemarin), kami memperlhatkan sebuah dimensi baru,” ulas Emery kembali. Terpisah, kekalahan ini tidak hanya disesalkan oleh arsitek Bruno Genesio. Namun, dia harus melihat striker andalan Alexandre Lacazette mengalami cedera. Pemain 25 tahun yang diisukan tengah diincar dengan begitu gencar oleh Arsenal itu ditarik keluar pada menit 46. Hasil diagnosis pun memvonis Lacazette terkena cedera pinggang. Genesio mengatakan bahwa Lacazette harus melakukan tes tambahan untuk mengetahui berapa lama dia bakal absen. ”Yang jelas, cedera ini sangatlah mengkhawatirkan,” keluh Genesio dikutip ESPN. ”Sebab, dia adalah penyerang utama kami,” tambahnya. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: