Manchester United: Beda Nahkoda, Treatment-nya Sama

Manchester United: Beda Nahkoda, Treatment-nya Sama

''VAN GAAL meminta saya bermain bersama tim cadangan, katanya agar saya bisa mendapat minutes play (di skuad utama). Tetapi, tetap saja saya dibangku cadangkan,'' begitulah bunyi pengakuan Robin van Persie kepada The Times sebelum hengkang dari Manchester United musim panas tahun lalu. Saat itu, United masih ditangani Louis van Gaal. Mendengar pengakuan Van Persie, ingatan pun langsung melayang ke Bastian Schweinsteiger. Schweini – sapaan akrab Schweinsteiger – yang tidak masuk dalam susunan 25 pemain untuk berlaga di Community Shield melawan Leicester City tadi malam pun juga mendapatkan treatment sama. Itu tidak terjadi di era Van Gaal. Robin-van-Persie Melainkan di era baru United bersama Jose Mourinho. Dengan kata lain siapapun nahkodanya ternyata treatment untuk mengusir pemainnya dari Old Trafford sama saja. Yaitu dengan memintanya bermain bersama skuad cadangan. Bedanya, Schweini baru sekedar berlatih bersama skuad cadangan United. Belum sempat bermain seperti Schweini. Karena Premier League 2 yang menjadi kompetisi di level antar skuad cadangan baru dimulai 13 Agustus nanti dan United U-23 baru bermain menghadapi Leicester U-23 pada 16 Agustus. Akan tetapi, Schweini diperkirakan tetap terbuang dari skuad United musim ini. Van Persie bukan satu-satunya korban Van Gaal. Victor Valdes pun juga mendapatkan treatment serupa. Bahkan, sejak resmi menjadi bagian United musim panas 2015 Valdes tidak satu kalipun diberi minutes play. Valdes dipinjamkan ke klub Belgia Standard Liege sebelum akhirnya musim ini dia balik ke Premier League bersama Middlesbrough. Bayangkan, penjaga gawang yang pernah menjadi andalan Barcelona merebut tiga trofi juara di Liga Champions tiga kali dan La Liga enam kali itu harus bersaing dengan pemain berusia di bawah 23 tahun! ''Ini sungguh memalukan, karena bagaimana pun dia (Valdes) adalah pemain yang hebat,'' kecam Juan Mata, rekan senegara Valdes, dikutip dari Sky Sport saat itu. ''Dia juga ingin bersaing, dan dia harus membuktikan dirinya layak menjadi penjaga gawang di tim ini. Saya tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi antara dia dengan Van Gaal. Hanya mereka berdua yang dapat menjelaskannya,'' imbuh Mata, yang juga sempat masuk dalam daftar jual United dalam era Mourinho kali ini. Nah, status Valdes itu hampir mirip dengan Schweini. Bagi fans Bayern Muenchen, dia disebut sebagai Fusballgott, atau dewanya sepak bola. Karena, bersama Schweini klub berjuluk Die Roten itu mampu memenangi Bundesliga delapan kali dari musim 2002-2003 hingga 2014-2015. Suami petenis Ana Ivanovic itu juga pernah mengangkat trofi juara Liga Champions 2012-2013 bersama Bayern. Bahkan, Schweini juga mencatatkan tinta emasnya bersama timnas Jerman ketika menjadi juara Piala Dunia 2014. Tapi, itu dulu. Dan tidak akan ada artinya apa-apa di mata The Special One – julukan Mourinho. ''Saya sudah memutuskannya, simple kan? Apa yang terjadi ini sudah lazim terjadi di klub-klub mana pun di dunia. Pelatih mempunyai keputusan mutlak terhadap skuadnya,'' tegas Mourinho, saat ditanya keputusannya mengirim Schweini ke skuad cadangan, dikutip dari Daily Mail. Pada musim pertamanya di Premier League bersama United musim lalu, Schweini yang biasa berperan sebagai double pivot hanya bermain 18 kali. Itu pun hanya 13 kali menjadi starter. Dekatnya Schweini dengan cedera membuatnya sering dilupakan Van Gaal. Setali tiga uang dengan Mourinho di musim ini. Dengan kedatangan Paul Pogba yang diboyong dari Juventus dengan transfer fee GBP 100 juta (Rp 1,71 triliun) maka semakin kecil pula peluang Schweini memperebutkan tempat utama di lapangan tengah United. Apabila melihat gambaran transfer Mourinho musim panas ini, sepertinya Pogba bakal diposisikan sebagai satu dari dua double pivot-nya dalam formasi 4-2-3-1. Padahal, sebelum ada Pogba saja musim lalu Schweini sudah sering tersingkir dari starting XI. Selain Schweini, posisi itu juga akan diperebutkan Michael Carrick, Morgan Schneiderlin, dan Ander Herrera. Itulah yang menjadi alasan bagi Mourinho untuk memasukkan Schweini dalam urutan paling atas dalam daftar jualnya. Alasan itu bisa diterima. Hanya cara mengusirnya yang dianggap beberapa pihak tidak dapat dimaafkan. ''Schweini dalam kondisi dipaksa untuk pergi dari klub. Ingat, dia direkrut untuk bermain, biarkanlah dia berlatih bersama tim utama dulu. Ini bukan contoh yang baik untuk klub-klub lainnya,'' kecam Raymond Baard, juru bicara asosiasi pesepak bola profesional FIFpro. Kecaman Baard itu pun mendapatkan dikungan dari salah satu pengacaranya di FIFpro, Dejan Stefanovic. ''Ini jelas modus bullying. Di Slovenia, apa yang dilakukan Mourinho ini bisa berbuntut dengan tiga tahun kurungan penjara. Saya ingin membawa kasus ini ke pengadilan umum,'' ancam Stefanovic. Presiden Bayern Karl-Heinz Rummenigge pun tidak ketinggalan untuk memberikan dukungan kepada mantan pemainnya itu. ''Schweini harus melapor ke FIFpro. Dia harus mengajukan keluhannya. Schweini berhak mendapatkan kesempatan berlatih di tim utama seperti rekan-rekannya yang lainnya,'' ucap Rummenigge. Selain Schweini, Mourinho juga meminta Adnan Januzaj untuk berlatih bersama dengan skuad cadangan. Bedanya, penyerang yang musim lalu dipinjamkan ke Borussia Dortmund itu tidak bersedia menuruti perintah bos barunya itu. ''Januzaj marah setelah dia dinyatakan tidak masuk dalam bagian di skuad Mourinho. Dia merasa dirinya harus diperlakukan lebih baik. Bukan seperti ini caranya (berlatih di skuad cadangan),'' ungkap salah satu sumber di United kepada Mirror. Layak dinanti, sampai kapan Schweini dan Januzaj tetap bertahan dalam skuad United? (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: