Pembuktian Gotze Dan Kawan - Kawan

Pembuktian Gotze Dan Kawan - Kawan

PARIS – Panasnya telinga Mario Goetze. Kritikan demi kritikan meluncur dari mantan pemain timnas Jerman seperti Michael Ballack dan Mehmet Scholl sampai rekannya sendiri Jerome Boateng. Semua menanyakan, mana gol-gol kalian? Bukan hanya untuk Goetze, pun demikian dengan pemain-pemain depan Jerman lainnya. Sebab, belum satu pun dari dua gol Die Mannschaft – julukan Jerman – dalam dua laga di fase grup C ini diciptakan barisan strikernya. Nah, menghadapi Irlandia Utara dalam laga pemungkas Grup C di Parc des Princes, Paris, malam nanti akan jadi pembuktian Goetze dkk. ''Lihat saja saat melawan Irlandia Utara,'' koar Goetze, dalam wawancaranya kepada Bild. Dalam dua laga fase grup C, Joachim Loew selaku der trainer Jerman baru menurunkan empat pemain depannya. Selain Goetze, Loew sudah berharap kepada Thomas Mueller, Andre Schuerrle dan Mario Gomez untuk menjebol gawang Ukraina dan Polandia. Hasilnya? Tetap saja nihil gol yang bisa disumbangkan para Torjaeger – pencetak gol – Jerman itu. Goetze yang paling dikritik karena dirinya lebih sering dipercaya Jogi – sapaan Loew – sebagai starter di posisi sembilan. Pemain Bayern Muenchen itu juga menjadi penyerang dengan jumlah shots-nya yang terbanyak. ''Kadang kita bisa menjadi seperti anjing (gagal dan dihujat). Akan tetapi, kadang kami pun juga bisa menjadi pohon (yang disanjung-sanjung). Saya akan menjadi pohon itu,'' katanya. Juara Piala Dunia 2014 itu memang harus memenangi laga terakhir Grup C. Sebagai tim juara dunia akan sangat memalukan jika hanya lolos ke fase 16 Besar dengan predikat sebagai runner up di Grup C. Atau bahkan menanti status sebagai peringkat ketiga terbaik. Dua ancaman terakhir itu dapat datang ke hadapan Sami Khedira dkk jika gagal menang. Seri saja sudah terancam finish sebagai runner up. Karena Polandia lebih besar kansnya untuk membekuk Ukraina di Stade Vélodrome, Marseille. Apalagi jika menelan kekalahan. Maka, dua slot lolos otomatis dari Grup C bisa digenggam Polandia dan Irlandia Utara. ''Saya yakin mereka (Irlandia akan menumpuk pemain di area penaltinya,'' ulas Goetze. ''Tapi saya tidak peduli itu. Saya akan mencoba menembak sebanyak-banyaknya, semoga itu bisa membuka kran gol kami,'' klaim pencetak gol penentu juara Piala Dunia 2014 lalu itu. ''Sudahlah, jangan tanyakan lagi siapa yang lebih favorit, kamilah yang lebih layak menang dibandingkan Irlandia Utara,'' sebut Thomas Mueller, dikutip dari BEIN Sports. Menurut Mueller, Jerman tahun ini tidak seperti di Piala Dunia 2014 lalu ketika bisa mencatat 2,3 gol per game di fase grup, dan mampu menghancurkan Brasil sampai tujuh gol di babak semifinal. ''Ini tidak semudah seperti yang Anda bayangkan, tidak semudah digambar di papan taktikal. Ingat ya, sepak bola itu sangat kompleks,'' tutur pemain yang dikenal sebagai Der Raumdeuter atau Si Pencari Ruang itu. Loew sendiri dalam analisinya menganggap lemahnya serangan Jerman ini bukan dari faktor di lini depannya. Bukan Goetze, Mueller, Schuerrle atau Gomez. Diberitakan Associated Press, pelatih 56 tahun itu menuding buruknya defense merembet ke lemahnya serangan. Terutama dalam transisi ketika setelah bertahan ke menyerang. Sepeninggal Philipp Lahm yang pensiun pasca Piala Dunia 2014, tidak ada bek negara tiga kali juara Euro itu yang mempunyai kecepatan untuk membantu serangan. ''Percuma kami banyak membuat peluang lini ketiga, tapi kami tidak punya orang yang bisa berlari kencang ke depan. Saya bisa berkata seperti ini setelah analisis dua laga kemarin,'' ungkap Loew. Makanya, Loew meminta pemain di lini ketiga (Sami Khedira dan Toni Kroos) supaya mampu bergerak lebih cepat. ''Yang saya perlukan pemain jago dribble. Karena yang kami takutkan tim lawan bakal bermain dengan sembilan atau sepuluh pemain di lini belakang. Kami akan membongkar defense itu dengan kombinasi passing pendek,'' lanjutnya. Sejauh ini, Green and White Army – julukan Irlandia Utara – baru kebobolan satu gol ketika melawan Polandia (12/6). Tetapi, Polandia butuh 11 kali tembakan sebelum Arkadiusz Milik dapat memecah kebuntuan! Dikutip dari BBC, pelatih Martin O'Neill akan mencoba memanfaatkan defense-nya yang kokoh itu sebagai senjata menahan Jerman. ''Karena kami sadar tidak akan mampu bermain lebih superior dalam penguasaan bola melawan Jerman. Yang kami perlukan apapun caranya kami harus memenangkan setiap bola di area pertahanan kami,'' sebut O'Neill. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: