Amerika Serikat, Kami Bukan Underdog

PHILADELPHIA – ”Kisah underdog itu adalah kisah lama.” Begitulah ucapan head coach timnas Amerika Serikat (AS) Juergen Klinsmann untuk menyemangati pasukannya pada pertandingan pamungkas Grup A. Kata-kata itu berhasil melecut AS dengan membenamkan Paraguay 1-0 di Lincoln Financial Field kemarin (12/6). Gol tunggal AS dicetak oleh Clint Demsey di menit ke-27 setelah memanfaatkan crossing Gyasi Zardes. Berkat kemenangan itu, The Yanks, julukan AS, finis sebagai kampiun Grup A setelah disaat bersamaan Kolombia harus tertunduk dengan kekalahan tipis 2-3 atas Kosta Rika. Baik AS maupun Kolombia sama-sama mengemas enam poin. Namun, Michael Bradley dkk berhak di puncak karena mereka unggul selisih satu gol dibandingkan pasukan Jose Pekerman tersebut (+3 berbanding +2). Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Klisnmann mengatakan bahwa dia tidak ingin jika AS terus-menerus dipandang dengan sebelah mata hanya karena status mereka sebagai host. ”Aku ingin melihat mereka mempertaruhkan sesuatu,” kata Klinsmann seperti dilansir ESPN. ”Karena itu, aku sudah muak jika ada yang mengatakan kami sebagai underdog. Kami bisa melawan siapapun,” tegasnya. Dengan kata-kata penyemangat itu, lanjut Klinsmann, AS bakal ditempa secara mental untuk menghadapi para pemain yang jauh lebih kuat di fase delapan besar. Hal itu terbukti selama di partai kemarin. Selama 90 menit, Negeri Paman Sam itu tidak hanya menghadapi bombardir Paraguay dengan tujuh shot on goal dari 15 kesempatan. Mereka juga harus bermain dengan sepuluh orang sejak menit 48 karena DeAndre Yedlin mendapat kartu kuning keduanya sehingga diusir oleh wasit Julio Bascunan. ”Ini adalah pertarungan kami mental,” tutur eks der trainer timnas Jerman di Piala Dunia 2006 silam tersebut. ”Jika tidak, cepat atau lambat kami akan dihancurkan dengan para pemain lawan yang berkualitas, dan bisa menghukum kami dengan satu atau dua gol,” paparnya. Lebih lanjut, kini mereka tinggal menunggu runner up Grup B antara Brasil ataukah Ekuador. Klinsi, panggilan akrab Klinsmann, mengaku siap melawan siapapun di perempat final. Meski begitu, secara tersirat, dia lebih suka jika harus melawan Ekuador. Sebab, mereka sudah bertemu di laga persahabatan 25 Mei lalu, dimana AS menang 1-0 berkat gol Darlington Nagbe. ”Kami pun sudah mengetahui sedikit kekuatannya,” urai Klinsmann. ”Meski begitu, semua orang tentu mengetahui betapa hebat para pemain Brasil itu. Anda tidak perlu mengirim seseorang untuk memantau mereka,” kelakarnya. Terpisah, kekalahan Kolombia dari Kosta Rika sebenarnya tidak terlalu disesali oleh Pekerman. Sebab, dia tidak menurunkan starting line-up utamanya. Carlos Bacca, David Ospina, hingga Jeison Murillo hanya menyaksikan pertandingan dari bangku cadangan. Sementara Juan Cuadrado, kapten James Rodriguez, dan Edwin Cardona baru dimainkan di babak kedua. Akibatnya, mereka Johan Venegas di menit kedua sebelum disamakan Frank Fabra lima menit kemudian. Fabra yang melakukan bunuh diri di menit 34 membuat Kosta Rika makin diatas angin setelah Celso Borges mencetak gol ketiga di menit 38. Kolombia pun hanya bisa memperkecil ketinggalan lewat Marlos Moreno (73'). Banyak yang menuding bahwa Pekerman sengaja melakukan ini untuk menyimpan tenaga para pemain intinya dengan perkiraan mereka bakal melawan Brasil. Namun Pekerman membantahnya. ”Tidak ada dalam pikiranku spekulasi mengenai siapa yang bakal jadi calon lawan kami,” kata Pekerman kepada La Nacion Costa Rica. ”Aku terlalu mengambil risiko dan kalah. Aku harap ini tidak terlalu mempengaruhi progres kami,” cetusnya. (apu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: