Timnas Inggris, Waspada Demam Panggung

Timnas Inggris, Waspada Demam Panggung

Timnas Inggris, Waspada Demam Panggung MARSEILLE – Sinyal bahaya bagi Inggris apabila pengakuan Wayne Rooney memang benar adanya. Jelang laga Grup B pertamanya di Euro 2016 menantang Rusia di Stade de Velodrome, Marseille, dini hari nanti WIB, The Three Lions – julukan timnas Inggris – sedang mendapatkan serangan dari virus bernama demam panggung. ''Kami sudah berusaha untuk menghilangkannya beberapa hari terakhir ini. Nah, pertandingan pertama nanti kami akan coba membuktikannya,'' ujar Rooney, kapten Inggris, dalam wawancaranya kepada FATV. Bukan hanya kali ini saja Inggris direcoki dengan demam panggung. Sebaliknya, virus tersebut selalu jadi musuh Inggris dalam Euro-Euro sebelumnya. Karena faktanya, Inggris sepanjang keikut sertaannya di dalam major tournament antar negara Eropa tersebut tidak pernah mendulang kemenangan pada laga pertamanya. Jika tidak tertahan imbang ya mengalami kekalahan. Bahkan, antara rekor tumbang dan tertahan pada laga pertamanya pun fifty-fifty. Rooney menyebut, rekor tidak terkalahkan Inggris dalam laga kompetitif sejak laga penutup di fase grup Piala Dunia 2014 silam bisa menjadi konfidensi Inggris pada laga pembuka Euro ini. Inggris termasuk 10 laga kualifikasi Euro 2016 tidak tersentuh kekalahan dalam 11 laga. Rekornya 10 menang dan sekali imbang. ''Semoga kami bisa memberikan memori indah dalam pembuka Euro 2016 ini,'' klaim kapten tim United tersebut. Maklum, dibandingkan dengan dua pertandingan di Grup B selanjutnya, bentrok dengan Rusia ini di atas kertas relatif lebih enteng. Kekuatan Roman Shirokov dkk tidak setangguh Wales ataupun Slovakia. Inggris baru menghadapi Wales pertengahan pekan depan (16/6), lalu bersua Slovakia lima hari setelahnya (21/6). Makanya, hanya dengan tiga angka atas Rusia inilah yang bisa jadi modal Inggris di dalam misinya mengamankan jalannya menuju fase 16 Besar. ''Cukup sudah pelajaran dari Piala Dunia lalu (kalah di laga pertama dan tersingkir di fase grup). Harusnya kami sudah bisa menentukan jalan di fase grup ini sejak laga pertama,'' tutur penjaga gawang Inggris, Joe Hart. Setelah melawan Rusia, lanjut Hart, baru kemudian Inggris harus memikirkan jalan untuk dapat menjadikan Wales sebagai pijakan ke 16 Besar. ''Karena dalam hitungan saya, dengan memenangi dua laga awal itu sudah pasti aman. Tapi, apapun itu, kami harus tetap tenang, jangan sampai ekspektasi ini mengantarkan kami pulang ke Inggris lebih awal,'' harap penjaga gawang Manchester City itu. Media-media di Inggris tadi malam WIB banyak yang menyebut Harry Kane dan Jamie Vardy tidak akan dimainkan bersamaan sebagai starter. Namun, Kane yang dimainkan sebagai starter, Vardy menjadi pengganti. Diyakini, keputusan ini untuk mematikan tim asuhan Leonid Slutsky itu di dalam babak kedua. Dipersentase, gol-gol yang membobol gawang Igor Akinfeev 80 persennya terjadi saat interval kedua. Dari sepuluh kali kebobolan, delapan di antaranya terjadi di babak kedua. Itu berbanding lurus dengan tren mencetak gol Kane dkk yang 63 persen di antaranya terjadi di interval kedua. Dari 11 gol, tujuh di antaranya tercipta pada babak kedua. ''Tetapi, saya akan mencoba mencetak gol secepat-cepatnya,'' koar Hurricane – julukan Kane, sebagaimana dikutip dari situs World Soccer Talk. Sebagai tim yang tidak diunggulkan, Rusia malah bisa semakin lepas bermain. Shirokov saat diwawancarai di The Guardian menilai terlalu dini menghakimi negara tuan rumah Piala Dunia 2018 mendatang itu. ''Setiap laga peluangnya selalu diawali dengan 50:50. Dan kami tidak akan rela jika sampai kalah atas Inggris,'' koar gelandang yang berusia 34 tahun tersebut. Rusia sendiri selama ini baru menguji kekuatannya dengan menghadapi Prancis sebagai salah satu negara favorit juara Euro 2016 nanti. Itu pun hasilnya negara berperingkat 29 FIFA tersebut harus dihancurkan Les Bleus – julukan Prancis – dengan skor telak 2-4 dalam sebuah laga uji coba, 30 Maret lalu. Makanya, ungkap Shirokov, inilah momen yang tepat bagi Rusia untuk menunjukkan dirinya layak atau tidak bersaing di Piala Dunia. Meski baru akan berlangsung dua tahun ke depan. ''Paling tidak kami bisa menguji kemampuan kami dalam menangani bomber-bomber kelas dunia sekaliber Rooney, Kane ataupun Vardy,'' tegasnya. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: