Meksiko vs Uruguay, Berburu Korban Ke-14

Meksiko vs Uruguay, Berburu Korban Ke-14

GLENDALE – Tanah Amerika Serikat cenderung memberikan hoki bagi Meksiko. Tiap kali memainkan major tournament-nya di AS, Meksiko mencatatkan kisah-kisah indah. Minimal sampai ke semifinal. Setidaknya dalam tujuh tahun terakhir. Nah, kisah indah itu yang kembali dipertaruhkan saat menghadapi Uruguay di University of Phoenix Stadium, Glendale, besok pagi. (siaran langsung Kompas TV pukul 07.00 WIB). El Tri – julukan timnas Meksiko – membawa motivasi berburu korban ke-14. Itu tak lepas dari catatan mentereng Meksiko dari 19 laga terakhir di berbagai arena. ''Ya, kami datang ke sini membawa momen terbaik untuk mengalahkan Uruguay,'' koar Juan Carlos Osorio, pelatih Meksiko, dikutip dari Soccerway. Momen terbaik yang dimaksud Osorio itu adalah rekor tanpa kalahnya dalam 19 laga sejak 28 Juni 2015. 13 laga di antaranya, victory milik Meksiko. Sementara enam laga lainnya berakhir dengan imbang. Tujuh kemenangan terakhir didapat pasca tongkat kepelatihan beralih dari Miguel Herrera kepada Osorio, 14 Oktober lalu. Hebatnya, dari tujuh kemenangan pertama Osorio itu tidak satu pun memberi kesempatan lawan mencetak gol. Dengan tujuh kali menang dan tujuh cleansheet, Andres Guardado dkk optimistis bisa meredam keganasan Uruguay yang kemungkinan besar tidak akan tampil dengan bomber utamanya, Luis Suarez. Harapan pendukung El Tri, kekalahan 0-1 atas Uruguay di Estadio Ciudad de La Plata pada Copa America 2011 lalu pun tidak akan terulang lagi. ''Kami punya strategi untuk itu (mengalahkan Uruguay). Tapi, kami tahu ini sepak bola, apapun bisa terjadi di sini. Yang harus kami lakukan sekarang hanya mengawali Copa America dengan bagus,'' harap Osorio. Tanpa Suarez, Uruguay bertumpu pada Edinson Cavani di lini depan. Untuk meredam striker PSG itu, Osorio kembali menduetkan Yasser Corona dan Nestor Araujo. Duet itu sukses mengisolasi Alexis Sanchez saat Meksiko mengalahkan juara bertahan Cile 0-1 dalam laga uji coba, 2 Juni lalu. Bek kiri Jorge Torres malah menyebut Uruguay jauh lebih sulit ditaklukkan tanpa Suarez. Kekuatan kolektif La Celeste kian sulit diprediksi tanpa dia. ''So, yang kami hadapi nanti bisa disebut sebagai skuad terbaik dari Uruguay,'' ungkap pemain 28 tahun itu. ''Apapun itu harus kami hadapi karena tiga angka pertama ini penting bagi kami, ini bisa menjadi penentu hasil di akhir turnamen,'' lanjutnya. Meskipun faktanya, peran Suarez tetap sebagai pembeda utama di La Celeste. Sejak terbebas sanksi FIFA per 26 Maret lalu, Suarez selalu menjadi aktor utama dalam dua laga Uruguay . Satu gol dan satu assist menjadi bukti bahwa Suarez itu tetap kekuatan besar Uruguay. Eits, asal jangan lupakan Cavani. El Matador – julukan Cavani – juga sudah menunjukkan diri layak dipercaya sebagai bomber utama Uruguay. Cavani mencetak empat gol dalam tiga laga terakhir Uruguay. ''Tenang, kami akan membuktikan itu (tetap hebat tanpa Suarez). Game by game,'' koar bek kiri Uruguay, Alvaro Pereira. Gelandang Egidio Arevalo terang-terangan mengaku tidak keder dengan berjodohnya Meksiko jika bermain di AS. Dalam wawancaranya kepada ESPN, Arevalo menyebut ini bukan soal berjodoh atau tidaknya Uruguay dengan AS. ''Ini tentang Uruguay dan Copa America. Sebaliknya, tidak pernah ada memori bagus antara Meksiko dan Copa America,'' sebutnya. (ren/ady)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: