Jangan Ragukan El Nino

Jangan Ragukan El Nino

Jangan Ragukan El Nino MILAN – Diibaratkan seekor singa, maka jangan asal-asalan mengeluarkan Fernando Torres dari kandangnya. Lepaskanlah Torres pada momen dan ajang yang tepat. Dan, hanya pada laga final turnamen elit Eropa-lah taring El Nino – julukan Torres – bakal muncul. Bukan lagi final turnamen domestik seperti Piala FA, Piala Liga atau Copa del Rey. Singa tua yang berusia 32 tahun itu trengginas begitu dimainkan pada laga final turnamen elit Eropa seperti saat membantu Chelsea memenangi final Europa League 2012-2013 silam. Atau menjadi penentu histori untuk timnas Spanyol dalam final Euro 2008 dan Euro 2012. Bukan hanya jadi pengisi komposisi line up timnya, kontribusi Torres pun juga menjadi pembeda pada hasil akhir laga. Tiga kali membawa Chelsea dan Spanyol menjadi pemenang dalam final, tiga kali pula dia mencetak gol. Lantas, bagaimana dengan laga final Liga Champions di San Siro, Milan, akhir pekan nanti (28/5)? Dengan DNA Hero yang dimilikinya, Diego Simeone tidak perlu ragu memainkan Torres untuk menghancurkan defense Real Madrid. Baik itu sebagai starter, ataupun pengganti. ''Tenang saja, saya sudah menyimpan gol untuk pertandingan final nanti,'' koar Torres kepada BT Sports, usai gagal memaksimalkan peluang gol dari titik putih saat Los Rojiblancos – julukan Atletico – tumbang 1-2 di tangan Bayern Muenchen dalam leg kedua semifinal Liga Champions, di Allianz Arena, Muenchen, 3 Mei lalu. Ya, kegagalan menaklukkan Manuel Neuer itu menjadi bukti bahwa keganasan Torres tidak muncul sembarangan. Statistik agresivitas golnya di La Liga dan di Liga Champions musim ini juga mendukung stigma itu. Dengan total 76 tembakan, Torres hanya mampu memberikan 12 gol di dua turnamen tersebut. Butuh 6,3 tembakan untuk satu golnya bukanlah karakteristik penyerang ganas dan haus akan gol. ''Sudah jelas, dia (Torres) memang menginginkan kami mengalami rekanan terlebih dahulu (sebelum mendapatkan kemenangan dari golnya),'' gurau Saul Niguez, rekan setim Torres di Atletico. Bukan hanya ajang yang tepat. Lawannya pun juga harus tepat. Tanyakan saja kepada Barcelona bagaimana rasanya dibobol Torres dua kali musim ini. Satu gol di Liga Champions, dan satu lainnya di La Liga. Barca sejajar dengan Eibar sebagai tim yang bisa dibobol dua gol oleh Torres musim ini. Maklum, gawang Barca lebih akrab dengan Torres ketimbang jala gawang Los Blancos – julukan Real. Sama-sama 17 kali menghadapi Barca dan Real, Torres cuma berhasil menyarangkan empat gol. Tidak sampai 11 gol seperti ketika melawan Barca. ''Real saya tahu lawan yang tangguh. Ini akan menjadi salah satu laga besar di dalam hidup saya,'' sebut Torres, dikutip dari The Guardian. Sepanjang karir profesionalnya bersama Atletico, Liverpool, dan Chelsea, sudah tujuh puncak digapai Torres. Hanya sekali saja Torres tumbang ketika dirinya dipasang sebagai starter, yaitu dalam laga final Piala Dunia Antar Klub 2012 silam saat Chelsea tumbang 0-1 atas Corinthians. Ya, hanya tujuh puncak. Tujuh puncak itu tidak akan ada apa-apanya dibanding jumlah puncak yang dicapai bomber Real, Cristiano Ronaldo. Selama karirnya, striker yang akrab dengan inisial CR7 itu sudah menggapai 12 puncak. Dari 12 puncak itu, 8 puncak di antaranya dia dapatkan saat masih membela Manchester United. Meski lima puncak lebih banyak, Ronaldo lebih banyak mendapatkannya dalam ajang-ajang domestik. Selain itu, persentase keberhasilan Ronaldo setiap kali mampu membawa United ataupun Real ke laga puncak tidak sebesar Torres. Persentase Torres berhasil juara di setiap finalnya mencapai 85,7 persen. Ronaldo? Hanya 58,3 persentase kemenangannya di final. Bek tengah sekaligus kapten tim Sergio Ramos meyakini kran 51 gol bomber Portugal musim ini itu masih belum terhenti. ''Dan dari golnya-lah kami akan memenangi Liga Champions nanti,'' koar Ramos, dalam wawancaranya di situs resmi UEFA. Ada satu hal yang bisa menjadi motivasi Ronaldo. Terutama dalam pencapaian pribadinya. Andai Ronaldo melanjutkan tren dua golnya seperti dalam dua laga akhir Real di La Liga melawan Valencia (8/5) dan Deportivo La Coruna (14/5), maka rekor jumlah gol terbanyak Liga Champions atas namanya sendiri bisa terpecahkan. Dari 11 penampilannya di Liga Champions musim ini, 16 gol dikoleksi Ronaldo. Sedangkan, rekor gol terbanyak Liga Champions yang dipegang Ronaldo sebanyak 17 gol. Itu didapatkan Ronaldo saat Real mengangkat trofi Liga Champions musim 2013-2014 silam. ''Karenanya, sulit dibayangkan Real tanpa Ronaldo. Kami sangat gembira punya pemain seperti dia karena per musimnya dia bisa memberikan garansi 50 gol bagi kami. Tidak ada yang bisa menyangkal kalau dia pemain yang spesial, pemain yang mampu menyetir tim ini menuju jalan sukses di Milan,'' lanjutnya. (ren/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: