Pacuan Dua Kuda Hitam

Pacuan Dua Kuda Hitam

Leicester vs Tottenham LEICESTER – Leicester City kuda hitam paling hot musim ini. Sedangkan Tottenham Hotspur sudah lama menjadi kuda hitam di Premier League. Di King Power Stadium, Leicester, dini hari nanti kedua kuda hitam ini saling berpacu berebut jalan menuju Wembley. Bukan lagi berpacu menggoyang dominasi big four Premier League. Keduanya berpacu untuk melenggang ke putaran keempat Piala FA 2015-2016. Kedua kuda hitam ini bertemu lagi dalam laga replay usai berimbang 2-2 pada pertemuan pertama di White Hart Lane (10/1). Ini menjadi duel ketiga Leicester kontra Spurs dalam kurun waktu tiga pekan terakhir. Dua sebelumnya berlangsung di London. Satu laga di Piala FA, satu lainnya di Premier League. Dari dua laga itu, The Foxes – julukan Leicester – lebih unggul. Dalam bentrok terakhirnya, pada pekan ke-22 Premier League tengah pekan lalu (14/1) Claudio Ranieri mengungguli Mauricio Pochettino dengan kemenangan 1-0. ’’Ini kans untuk menunjukkan kualitas kami sebenarnya,’’ ujar Ranieri, dikutip dari situs resmi klub. Dalam pernyataannya, Ranieri menyebut harusnya tidak perlu replay untuk menentukan siapa pemenang antara dua kuda hitam ini. Menurutnya, laju Leicester ke putaran keempat sudah terbuka di London. Sayang, penalty yang gagal dijalankan Riyad Mahrez pada menit 59 membuang harapan. Andai penalty itu masuk, Leicester bisa menang 3-2. ’’Tidak akan ada yang berbeda dengan gaya permainan kami. Kami hanya mencoba sesuatu yang berbeda untuk mengalahkan mereka,’’ ungkap pelatih berkebangsaan Italia itu. Sesuatu berbeda itu dari komposisi pemainnya. Pelatih yang berjuluk The Tinkerman itu langsung memainkan bomber utamanya, Jamie Vardy. Di pertemuan pertama Vardy tidak dimainkan lantaran masih proses pemulihan pasca operasi cedera kunci paha. Sedangkan untuk komposisi lainnya, Demarai Gray yang moncer pada pertemuan pertama tetap dipercaya. ’’Riskan jika kami harus mengganti line up. Karena Spurs punya kekuatan 25 pemain yang sama hebatnya, dan bisa menjadi pembeda,’’ tuturnya. Salah satu yang wajib diwaspadai adalah Harry Kane. Sama seperti Vardy, Kane juga akan bermain sebagai starter. Bukan sebagai pengganti lagi. Alhasil, ini tugas kedua bagi defense Leicester untuk menutup ruang gerak Hurricane – julukan Kane. Pertahanan Leicester kala itu mampu mengisolir Kane yang hanya bermain 22 menit. Kane hanya bisa menjebol gawang Kasper Schmeichel via titik putih. Statistik ESPN, hanya satu tembakan dilakukan Kane dalam laga itu. Salah satu yang diharapkan ikut meredam agresivitas Kane adalah bek kiri Benjamin Chilwell. ’’Dari pertandingan terakhir, kami sudah memahami bagaimana cara meredam permainan Spurs. Yang saya tahu mereka punya pressing yang tinggi ke pertahanan lawan, dan memainkan possession football,’’ ulasnya. The Lilywhites – julukan menatap laga di King Power Stadium ini dengan mengemban ambisi revans. Sebab, dalam ajang yang sama tahun lalu Spurs dipermalukan Leicester dengan kekalahan 1-2 di White Hart Lane, pada putaran 4 Piala FA. Satu-satunya tugas yang harus disiapkan Pochettino sebagai peracik strategi Spurs adalah meredam Vardy. Memang, agresivitas Vardy tengah macet sejak medio Desember lalu. Akan tetapi, defense harus menyiapkan skenario jika Vardy langsung on fire. Tidak semudah seperti meredam Leonardo Ulloa. Walaupun sama-sama bertipkal sebagai poacher, Vardy punya keunggulan dalam speed dan power-nya. Di sinilah kemampuan bek-bek Spurs akan diuji. Terutama bek pelapis seperti Kieran Trippier, atau Kevin Wimmer. Wimmer bisa saja dipasang sebagai backup Jan Vertonghen. ’’Kami harus banyak belajar, karena kami ini tim masih muda yang harus bekerja keras dan mencoba untuk memenangi Piala FA, ini kompetisi yang penting bagi kami,’’ beber Pochettino, kepada situs totenhamhotspur.com. Hanya, kemenangan besar atas Sunderland 4-1 (16/1) memberikan konfidensi bagi Vertonghen dkk. ’’Setelah kemenangan itu, kami layak untuk mendapatkan lebih dari dua gol. Kami butuh reaksi itu untuk bisa mengalahkan Leicester,’’ tegasnya. Dengan hasil imbang 2-2 di kandang sendiri, tugas lebih berat ada di pundak penggawa Spurs. Di atas kertas, mereka dituntut harus memenangi duel itu. Namun, itu tidak akan mudah. Bukan hanya kekuatannya yang bisa membendung ambisi Pochettino. Rekor kandang Leicester di King Power Stadium musim ini juga cukup kokoh. Dari 11 laga home-nya di semua ajang, Kasper Schmeichel dkk baru sekali menelan kekalahan. Itu didapatkan di Premier League atas Arsenal (26/9). Dengan kata lain, hasil realistis yang bisa dicapai Spurs adalah seri. Itu pun juga dengan kerja keras. Dengan keunggulan dua gol tandang dari klub tuan rumah, minimal Spurs harus mencetak tiga gol jika mengincar lolos dengan hasil seri. (ren)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: