Membunuh Tim Hantu
[caption id="attachment_93324" align="aligncenter" width="100%"] during the Barclays Premier League match between XXX and XXX on September 26, 2015 in Manchester, United Kingdom.[/caption] Man United vs Swansea MANCHESTER- Swansea City bukan tim bernama besar. Swansea juga tidak bertabur bintang dalam Premier League dua musim terakhir ini. Namun, klub berjuluk The Swans tersebut sudah menjelma seperti hantu yang sanggup menakut-nakuti Louis van Gaal dan Manchester United-nya. Terbukti, sepanjang dia menangani Setan Merah sejak musim panas 2013-2014 silam, tidak sekalipun Van Gaal mampu mengalahkan hantu putih dari Wales itu. Dari tiga pertemuannya dengan Swansea, semuanya berakhir pahit dengan kekalahan identik 1-2. Dua kali kekalahan terjadi pada musim lalu, dan sekali pada musim ini terjadi di pekan keempat 30 Agustus lalu. Swansea menjadi klub pertama yang mengalahkan United di Premier League musim ini. Dan, belum tertutup kemungkinan Swansea mencatat kemenangan keempatnya atas United. Jika itu terjadi, maka Swansea bisa menjadi klub ketiga yang bisa mengalahkan United secara back to back baik laga home atau away dalam dua musim secara beruntun. Sebelumnya sudah ada Liverpool dan Manchester City yang pernah melakukannya. Liverpool merengkuh empat kemenangan beruntun pada musim 2000-2001 dan 2001-2002. Sementara City mengikutinya pada musim 2012-2013 dan 2013-2014. "Swansea memang tim hantu bagi saya, tapi dari hantu ini kami ingin mengawali Tahun Baru untuk pecah telur," ujar Van Gaal, sebagaimana dikutip dari The Guardian. Van Gaal konfiden bisa balik menakut-nakuti hantu Swansea itu setelah melihat performa Ashley Williams dkk. Swansea yang akan datang ke Old Trafford bukanlah tim susah dikalahkan seperti sebelum tiga duel sebelumnya. Sebaliknya Swansea juga sedang sakit seperti United. Lima laga di bulan Desember, hanya satu kemenangan didapatkan United. Empat lainnya berakhir dengan dua imbang dan dua kalah. Menurut Van Gaal, dirinya hanya perlu memoles komposisi yang sama seperti saat menahan imbang Chelsea tanpa gol di Manchester pada akhir tahun kemarin (29/12). Terutama dari agresivitas pemainnya. Total 12 shots ke gawang Thibaut Courtois lalu menjadi yang terbanyak sebulan terakhir. Rata-rata sepanjang bulan Desember hanya 11 shots dilakukan penggawa United. "Kami hanya perlu kreatif dan mengambil peluang sekecil apapun," ucapnya. Ada satu benang merah setiap United takluk di tangan Swansea. Yaitu kegagalan United menjaga momentum kemenangan. United unggul lebih dahulu, lalu Swansea comeback membalikkan kedudukan. Cara agar kesalahan itu tidak terulang harus dicari Van Gaal. Apalagi, Swansea paro musim pertama lalu punya tren comeback. Dari 19 laga, empat di antaranya Swansea selamat dari kekalahan dengan comeback-nya. Termasuk ketika mengalahkan United. "Saya yakin cara itu tetap dipakai Swansea," sebut pelatih berkebangsaan Belanda itu. Lebih lanjut, dikutip dari Mirror, Van Gaal juga sudah belajar dari pengalaman kekalahan atas Swansea. "Tiga kali kalah cukup untuk menganalisa permainan mereka. Sudah ada game plan untuk itu. Tidak butuh sihir, hanya perlu meningkatkan performa tim dan individu," lanjutnya. Di sinilah konsentrasi duo menara kembar di pertahanan United akan dibutuhkan. Di laga nanti, Daley Blind-Chris Smalling akan jadi tumpuan di posisi bek tengah. Meredam peluang-peluang Chelsea lalu dijadikan sebagai pelajaran. Pasalnya, melawan Chelsea lalu menjadi laga pertama dari empat laga Premier League United yang berakhir dengan clean sheet. "Bukan soal kami gagal mencetak gol, kami ambil sisi positifnya saja (dari pertahanan, Red). Kami yakin bisa lebih kuat," koar Smalling kepada situs resmi klub. Swansea punya modal selain kemampuan comeback-nya. Pertahanan klub yang masih diarsiteki Alan Curtis sebagai pelatih sementara itu clean sheet dalam tiga laga Premier League beruntun. Clean sheet beruntun dalam empat laga akan menjadi performa terbaik Swansea empat musim terakhir. Dilansir dari South Wales Evening Post, Curtis menyebut peningkatan performa pertahanannya menjadi kunci membendung ambisi bangkit United. Dari tiga laga terakhir, rasio keberhasilan defense Swansea menghentikan crossing lawan mencapai 50 persen. Padahal, lanjut Curtis, biasanya hanya berkisar 20 persen. "Itu belum dari kemampuan defense kami dalam aspek block tackle dalam kotak penalti yang juga meningkat. Saya sudah menantang para pemain untuk lebih bagus lagi di depan United," tegasnya. (ren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: