PIB UNSOED Wujudkan Jejaring Lembaga Inkubator Perguruan Tinggi

PIB UNSOED Wujudkan Jejaring Lembaga Inkubator Perguruan Tinggi

Peserta workshop Peran Inkubator Bisnis dalam Pengembangan Ekosistem Inovasi di Perguruan Tinggi dan UMKM Naik Kelas, berfoto bersama sebelum mulai kegiatan di LPPM UNSOED, Rabu (6/7). PIB UNSOED for Radar Banyumas PURWOKERTO - Pusat Inkubator Bisnis (PIB) Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) menyelenggarakan workshop, bertema Peran Inkubator Bisnis dalam Pengembangan Ekosistem Inovasi di Perguruan Tinggi dan UMKM Naik Kelas. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Ruang Rapat lantai dua LPPM UNSOED, Rabu (6/7). Pada workshop ini dihadiri 35 LPPM dari perguruan tinggi di Barlingmascakeb. Mendatangkan pemateri dari Dewan Pengawas Yayasan INNOBITZ Magelang, Wisono, SKom, MM dan Pengelola PIB Oorange Universitas Padjajaran Bandung, In-In Hamidah, S T P M Si. Ketua PIB UNSOED Purwokerto, Taufik Budhi Pramono, SPi, MSi mengatakan, salah satu tugas PIB yaitu mengembangkan ekosistem inovasi baik di perguruan tinggi maupun akar rumput. Hal itu juga tertuang dalam UU Cipta Kerja PP No 7 tahun 2021. Di dalamnya menyebutkan, inkubator bisnis diberi tugas tambahan untuk mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik kelas. "Terkait amanah itu, perlu disikapi dan dikolaborasikan," katanya. Pengelola PIB Orange Universitas Padjajaran Bandung, In-In Hamidah, S T P M Si saat menyampaikan materi pada workshop Peran Inkubator Bisnis dalam Pengembangan Ekosistem Inovasi di Perguruan Tinggi dan UMKM Naik Kelas, di Ruang Rapat lantai dua LPPM UNSOED, Rabu (6/7) Menurutnya, untuk mengembangkan UMKM naik kelas, tidak bisa jika dilakukan di inkubator UNSOED sendiri. Perlu ada kolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya. Maka dari itu, PIB UNSOED mengembangkan Jejaring inkubator berdasarkan amanat pemerintah, sehingga tanggung jawab sosial perguruan tinggi bisa terwujud. Taufik menuturkan, ada banyak manfaat dari jejaring inkubator. Di antaranya bisa sharing sumber daya manusia (SDM). "Sharing SDM di beberapa inkubator yang kompeten di bidang pendampingan UMKM, ekspor impor, atau pengembangan digital marketing dan lainnya," tuturnya. Selain itu, sharing laboratorium. Di UNSOED memiliki laboratorium yang bisa dimanfaatkan para tenant atau UMKM lain untuk diakses. Bisa digunakan untuk uji produk seperti kandungan nutrisi, mikroba, dan sebagainya. Dalam mengembangkan inovasi, wirausaha pemula berbasis teknologi dan UMKM selama ini, PIB UNSOED kerja sama dengan Rumah BUMN, Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dinnakerkop dan UKM) Banyumas, kementrian sosial, PT PNM, Ahmad Zaky Foundation serta dan dengan asosiasi UMKM di beberapa kabupaten. https://radarbanyumas.co.id/jurusan-sosial-ekonomi-pertanian-fakultas-pertanian-unsoed-laksanakan-uji-kompetensi-menggandeng-lsp-pertanian-nusantara/ Taufik menyampaikan, lembaga inkubator di perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam kontribusinya meningkatkan ekonomi bangsa. Pengembangan ekosistem inovasi perlu dirumuskan strategi dan kebijakannya, baik melalui pendekatan karakter, wilayah, dan potensi sumber daya lokal. "Inkubator bisnis sebagai penanggungjawab akselerasi inovasi dan bisnis, harus dapat menjalin sinergi dengan semua pihak, seperti pemerintahan, swasta, industri, serta antar perguruan tinggi dalam rangka membangun ekosistem inovasi dan bisnis kondusif," papar Taufik. (rdr/ely)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: