Tempat Wisata Baru Perlu Banyak Pembenahan
PANTAU : Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyumas Subagyo bersama dinas memantau tempat wisata baru yang dibangun dengan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Selasa (17/5) PURWOKERTO - Purwokerto tengah booming dengan beberapa tempat wisata baru. Namun, kalangan DPRD Banyumas memberikan catatan masih banyak yang masih harus dibenahi. Ketua DPRD Kabupaten Banyumas dr. Budhi Setiawan bersama Komisi II, dan IV meninjau langsung kondisi tempat wisata yang dibangun dengan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Selasa (17/5). Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyumas Subagyo mengatakan, tempat wisata baru yang dibangun dengan dana PEN masih perlu partisipasi banyak pihak. Beberapa waktu lalu Taman Mas Kemambang dan Menara Teratai sempat viral dan jadi buah bibir. "Perlu partisipasi banyak pihak. Terimakasih bagi teman-teman yang kritis, dan memviralkan kita ini turun pansus LKPJ, Komisi II, dan IV melihat secara langsung kondisinya seperti apa," kata dia. Peninjauan lokasi dimulai dari Taman Botani, Eks Indraprana, Taman Mas Kemambang, dan Menara Teratai Banyumas. Untuk Taman Botani ia sebut, kelanjutan pembangunan bakal ditargetkan rampung 30 hari. https://radarbanyumas.co.id/tambah-fasilitas-bermain-anak-upt-purwomas-targetkan-retribusi-rp-870-juta/ "Taman Botani itu karena memang, putus kontrak harus pengadaan ulang sudah disiapkan pakai dana PEN Itu nanti jadwal waktunya hanya 30 hari. PANTAU : Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyumas Subagyo bersama dinas memantau tempat wisata baru yang dibangun dengan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Selasa (17/5) Destinasi lain masih ada pernik-pernik keluhan misalnya soal kenyamanan, panas, tampias pada saat hujan. Tapi dari pengelola ada optimisme satu bulan pendapatan bisa Rp 1 miliar," ujarnya. Soal target pendapatan daerah tempat wisata baru ia sebut, ditargetkan Rp 48 miliar tahun ini. Target itu ia pesimis bisa tercapai karena belum semua tempat wisata baru dibuka. "Tahun ini sudah lima bulan baru buka, target tahun ini Rp 48 miliar tidak akan tercapai," ucapnya. Untuk Menara Teratai Banyumas menurutnya masih perlu pembenahan, terutama pada penambahan fasilitas. "Catatan menara, fasilitas parkir kurang, lantai bawah pengelola menyampaikan belum nyaman ditinggali. Perlu ada penambahan fasilitas," ucapnya. Pembangunan di kawasan Bung Karno, menurutnya, menelan anggaran pembangunan paling banyak. Hampir setengah dari dana pinjaman PEN digunakan membangun menara tersebut. "Total PEN itu Rp 185 miliar kalau lingkungan ini 59 persen, Rp 109 miliar Menara Teratai, Taman Parkir, Convention Hall, dan Lanskap di samping jembatan," pungkasnya. PANTAU : Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyumas Subagyo bersama dinas memantau tempat wisata baru yang dibangun dengan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Selasa (17/5) Bukan hanya soal itu yang perlu mendapat perhatian. Tata kelola yang baik pun harus mulai dipikirkan oleh BLUD sebagai pengelola. Salah seorang penyewa tenant di Maskemambang, Setiya menuturkan, Maskemambang memang ramai tapi sungguh masih perlu banyak pembenahan. Dia mengatakan, untuk pembagian tenant itu terkesan tidak adil. Tenant di bagian depan sangat menang lokasi karena strategis. "Banyak sudah keluhan dari penyewa tenant. Kami percaya rezeki sudah ada yang mengatur. Tapi tata kelolanya yang benar, yang depan sangat ramai, yang dibelakang berulangkali hanya mengelus dada. Pembagian tenant juga kami nilai tak terbuka," katanya. (aam/dis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: