Perpanjangan PPKM Dikeluhkan
PPKM: Deretan pedagang kaki lima di jalan Kampus, Grendeng, Purwokerto, Minggu (24/1). PKL mengeluhkan perpanjangan PPKM di Kabupaten Banyumas, khususnya berkaitan dengan jam malam. Pasalnya, kebanyakan dari mereka baru berjualan sejak sore. (DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS) PURWOKERTO - Dampak dari PPKM yang diperpanjang sangat beraneka ragam. Batasan-batasan yang diterapkan membuat sejumlah pihak kesulitan. Tak terkecuali bagi mereka yang berkecimpung dalam sektor ekonomi. Tak hanya ekonomi makro. Para PKL sangat terdampak dari kebijakan ini. Agus misalnya. Pedagang Nasi Goreng di kawasan Purwokerto. Ia mengaku cukup kesulitan. "Jam tutupnya jadi gasik," katanya. https://radarbanyumas.co.id/bupati-banyumas-ppkm-di-banyumas-resmi-diperpanjang-sampai-8-februari/ Meskipun, sebetulnya tak masalah jika Ia tetap buka. Namun, sedikitnya pembeli membuat Ia memilih untuk menutup dagangannya saja. "Paling mentok jam setengah 10 malam saya tutup. Dulu bisa sampai jam 12 malam," tuturnya. Jika bicara soal omset. Ia membenarkan jika menurun. Namun, salah satu pilihan yaitu Ia buka lebih awal. "Saya buka jam setengah 4 sore. Sebelumnya itu biasanya habis maghrib," ujarnya. Tak berbeda, salah satu pedagang sate keliling, Nurohman mengaku menurunkan produksinya. "Ya, yang biasanya bawa 300-400 tusuk. Sekarang kurang lebih 150-200 tusuk sate," katanya.(mhd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: