Data 1.490 Nakes di Banyumas Tak Bisa Dibuka, Dimungkinkan Double Input

Data 1.490 Nakes di Banyumas Tak Bisa Dibuka, Dimungkinkan Double Input

PURWOKERTO - Pendataan tenaga kesehatan (nakes) dan seluruh pekerja pada bidang kesehatan penerima vaksin gelombang awal sudah fix. Meski demikian, dari pendataan yang sudah dilakukan, sebanyak 1.490 data ditemukan masih bermasalah. Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Banyumas, Dwi Mulyanto SKM M.Si mengatakan angka sebanyak 9.561 bukanlah jatah vaksin melainkan data jumlah nakes dan pekerja pada bidang kesehatan penerima vaksin gelombang awal. https://radarbanyumas.co.id/faskes-di-banyumas-diminta-buat-daftar-prioritas-penerima-vaksin-bagi-nakes/ https://radarbanyumas.co.id/target-vaksinasi-95-persen-bupati-husein-pertimbangkan-sanksi-bagi-yang-menolak/ Terkait waktu pelaksanaan vaksinasi gelombang awal bagi nakes dan pekerja pada bidang kesehatan sendiri belum dapat dipastikan. "Itu bukan jatah. Dari nakes dan pekerja pada bidang kesehatan yang terdaftar sebanyak 11.051 orang, yang bisa dibuka datanya 9.561 orang. Itu berupa data. Berapa alokasi vaksin yang datang pertama ke Banyumas belum tahu," katanya kepada Radarmas. Kabid Sumber Daya Kesehatan (SDK) Dinkes Banyumas, Slamet Setiadi S.Kep. Ns. MM mengatakan jumlah SDM kesehatan pada Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDMK) per Kamis (14/1) pukul 07.45 WIB yang diinput sebanyak 11.051 orang. Jumlah tersebut tidak hanya dari profesi dokter, bidan dan perawat saja namun semua pekerja bidang kesehatan di Banyumas masuk semua. "Tidak hanya nakes, semua pekerja bidang kesehatan diprioritaskan untuk divaksin pertama karena semua mereka beresiko lebih tinggi terpapar Covid-19," katanya, Jumat (15/1). Slamet menjelaskan dari 11.051 nakes dan pekerja pada bidang kesehatan di Banyumas yang terdaftar, hanya 9.561 orang yang datanya bisa didownload oleh Dinkes Banyumas. Sementara 1.490 orang lainnya masih bermasalah. Permasalahan muncul bisa karena nama satu orang diinput oleh lebih dari 2 fasilitas kesehatan. Hal itu terjadi karena sebagian nakes seperti dokter bisa bekerja di lebih dari 1 faskes. "Dobel input. Mungkin karena itu yang membuat datanya tidak bisa dibuka," pungkas dia. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: