Meski Lahan Dipatok, Rencana Tol Pejagan - Cilacap Becabang ke Purwokerto - Purbalingga Belum ada Sosialisasi
Joko Purwoko, Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (IPW) Bappedalitbang Banyumas PURWOKERTO - Saat ini, rencana pembangunan Tol Pejagan - Cilacap yang bercabang dari Ajibarang - Purwokerto - Purbalingga belum ada sosialisasi. Rencana ini bahkan menjadi pembangunan strategis berdasarkan program Percepatan Nasional (PSN) yang diatur dalam Peraturan Presiden No 79/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Kawasan di Provinsi Jawa Tengah. Bahkan, adanya pematokan di Desa Pandansari Kecamatan Ajibarang juga belum ada sosialisasi. https://radarbanyumas.co.id/tanda-patok-tol-sudah-ada-di-desa-pandansari-ajibarang-bappeda-banyumas-pastikan-patok-untuk-mencari-rute-tol-dengan-foto-udara/ "Belum ada sosialisasi, jadi terakhir itu baru tahapan penskoran, skor yang paling besar adalah skor yang dari 3 trase menjadi 4 trase. Akhirnya trase yang keempat adalah merupakan usulan pilihan dari Konsultan kepada Dirjen Bina Marga tentunya, yang dari Pejagan Cilacap, dan ada cabang dari Ajibarang Purbalingga ke Bandara Jenderal Besar Soedirman," kata Joko Purwoko, Kabid Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah (IPW) Bappedalitbang Banyumas kepada Radarbanyumas.co.id, Selasa (15/9). Dimana dengan telah pematokan, Joko menambahkan, kemungkinan besar hal itu merupakan tahapan survei untuk menentukan trase tol. "Tentunya ini ada tambahan yang dari Ajibarang kearah timur atau arah Bandara yang mungkin saudara-saudara kita yang ada di Ajibarang, ada Cilongok ada di Karanglewas itu kaget ada pematokan. Pematokan memang kita tidak tahu secara detail, tetapi kemungkinan besar itu baru tahapan survei untuk menentukan trasenya," tambahnya. Dan setelah tahapan survei awal itu selesai, Ia melanjutkan, akan ketahuan hasil survei berupa permasalahan sosial, ekonomi dan teknisnya. "Sedangkan nanti setelah survei lapangan, tentunya akan ketahuan disana ada permasalahan sosial, ekonomi, atau teknis atau tidak. Manakala disitu ada permasalahan sosial kena rencana trase, kemungkinan akan berpindah atau bergeser. Jadi manakala ada komunitas sosial yang mungkin sudah mendarah daging disitu, dan tidak mungkin dipindah otomatis ini kemungkinan akan bergeser keruas yang lain, nanti patoknya juga mungkin digeser," lanjutnya. Dan terkait perkembangan saat ini, pihaknya juga menjelaskan, belum mengetahui sejauh mana tingkat survei yang telah dilakukan oleh Jasa Marga. "Kita juga belum tahu, tindak lanjut dari Dirjen Bina Marga melalui Jasa Marga di Jakarta itu sejauh mana tingkat survei sudah sejauh mana mereka melakukan survei awal. Hanya yang kami butuhkan dari mereka teman-teman di Jakarta secepatnya itu melakukan sosialisasi kepada kita di Kabupaten, sehingga kita bisa melakukan sosialisasi, penjelasan, informasi kepada warga, pak Kades, Pak Camat yang ada di wilayah yang mungkin akan terlalui oleh trase jalur tol yang telah disurvei oleh mereka," jelasnya. Sehingga menurutnya, tidak terjadi miskomunikasi, dan dapat menginformasikan secara detail terkait fungsi patok tersebut. "Jadi tidak miskomunikasi, sementara mereka di Jakarta masang patok untuk survei awal, tapi tidak menginformasikan kekita, jadi kita kesulitan menjelaskan keteman-teman dilapangan, itu patoknya fungsinya untuk apa pak, siapa tahu nanti diasumsikan bahwa disitulah trase tol, itukan jadi masalah. Padahal itu menurut kami kemungkinan baru survei awal, setelah nanti ketahuan potensi hambatan, kendala mungkin baru disepakati di Jakarta lagi, okelah kita bergeser belok berapa derajat. Mungkin seperti itu," pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: